January 05, 2013

[Review] DEAD MINE


Director : Steven Sheil
Staring : Ario Bayu, Joe Taslim, Miki Mizuno, Mike Lewis

"Saya pilih miskin, tapi hidup." - Captain Tino Prawa

Sempat melihat trailer-nya di YouTube dan ada sedikit ketertarikan untuk menonton film ini. Disutradarai oleh seorang bule dan melihat sepertinya ini bukan film murah minat untuk menonton semakin bertambah. Bersetting di Indonesia tepatnya di Sulawesi, plot awal menampilkan seorang tentara yang ingin buang air kencing kemudian menemukan sebuah gua dan dapat ditebak dia mendapat sesuatu hal yang tidak diinginkan dalam gua tersebut. Cerita berpindah dengan penampilan sekelompok pemburu harta karun yaitu Price (Les Loveday) yang membiayai ekspedisi harta karun ini, lalu pacarnya Su-Ling (Carmen Soo), seorang mantan tentara Stanley (Sam Hazeldine), Rie (Miki Muzuno) seorang arkeolog, dan 4 tentara bayaran, Kapten Tino Prawa (Ario Bayu), Djoko (Joe Taslim), Ario (Mike Lewis), dan Sersan Papa Ular (Bang Tigor). Dengan kehadiran Bang Tigor saya pikir akan mendapat porsi komedi yang cukup oleh tingkah-nya namun apa yang saya dapat adalah tidak sama sekali. Segelintir komedi terasa dipaksakan dalam film ini.

Kemudian ketika diserang oleh kawanan bajak laut. Tim pemburu harta karun ini terpaksa masuk ke dalam sebuah tambang dan terjebak disana. Tidak ada cara lain selain terus maju lebih ke dalam tambang namun sesuatu yang mengerikan menunggu mereka di dalam tambang. Tunggu, sesuatu mengerikan? Iya pertama kali saya pikir begitu, karena setelah melihat trailer-nya saya pikir bakal ada zombie khas Indonesia. Saya tidak sabar ingin melihatnya apalagi ketika tim pemburu harta karun ini melanjutkan perjalanan ke dalam tambang terdengar scene klasik nan menyeramkan yaitu tiba-tiba listrik di dalam tambang menyala sendiri dan memperdengarkan lagu nasional Jepang. Disini mulai ketertarikan saya untuk semakin penasaran apa yang ada lebih jauh dalam tambang, tetapi apa yang terjadi setelah itu justru plot yang sangat lambat. Benar-benar lambat, ya meskipun dilm dengan plot yang lambat belum tentu jelek namun ini begitu membosankan tanpa bumbu komedi yang menyegarkan. Maka kita langsung lanjut ke bagian zombie yang menyerang. Ada zombie yang menggeret Ario (Mike Lewis) ke dalam tanah kemudian dicabik-cabik tanpa perasaan itu mebuat saya membayangkan zombie yang sangar, namun apa yang saya dapat  di film ini adalah zombie yang cemen seperti gelandangan tepatnya. Tidak ada greget sedikitpun, apalagi di film ini menampilkan dua jenis zombie, yang kedua adalah zombie berkostum samurai. Saya bisa memaafkan jika zombie samurai ini beringas namun ternyata sama saja, zombie samurai terlalu pemalu untuk membunuh orang. Saya tahu ini bersetting di Indonesia tetapi budaya orang Indonesia kenapa menurun ke zombie-nya!!!

Menjelang akhir pun tidak ada ketegangan yang bisa dirasakan. Bahkan ketika film sudah selesai saya sempat bengong di dalam bioskop mencoba menelusuri dari awal sampai akhir film bagian mana yang layak untuk dinikmati. Plot yang lambat, skrip yang tanggung, sedikit nilai plus di scoring-nya. Ya film ini memang memberikan cita rasa mahkluk yang baru di Indonesia namun apa yang disampaikan di film ini kurang berhasil membuat penonton menikmati. Setidaknya film horor ini tidak menyuguhkan paha dan susu seperti film-film horor Indonesia lainnya.


No comments:

Post a Comment