March 31, 2013

[Review] G.I. Joe: Retaliation (2013)


"In the immortal words of Jay-Z : Whatever deity may guide my life, Dear Lord don't let me die tonight!" - Roadblock

Berdasarkan beberapa referensi yang saya dapat. Film G.I Joe: Retaliation dijadwalkan rilis pada 29 Juni 2012 tetapi muncul berita yang mengejutkan dan sangat mendadak karena diumumkan satu bulan sebelum tayang bahwa penayangannya diundur menjadi 29 Juni 2013. Banyak gosip yang beredar bahwa pihak Paramount Pictures ingin mengonversi ke 3D dan menambahkan adegan Channing Tatum. Tapi juga terdengar kabar bahwa sebenarnya pihak Paramount Pictures takut bersaing dengan "The Amazing Spiderman" yang tayang 3 Juli 2012 lalu. Tak dapat dipungkiri, karena film-film superhero sendiri begitu disenangi oleh semua kalangan belakangan ini. Proyek ini juga begitu ambisius untuk merajai box office seperti film pertamanya The Rise of Cobra dengan pendapatan melebihi 300 juta dollar.

March 30, 2013

[Review] Madre (2013)


"Di dunia ini tidak ada yang rela menjual ibunya sendiri dan Madre itu ibarat ibu saya!" - Tansen

Madre adalah film adaptasi dari novel karya Dewi Lestari dengan judul yang sama. Sebelumnya saya belum membaca novelnya tapi saya mencoba untuk berkeyakinan bahwa film ini bisa dinikmati tanpa membacanya terlebih dahulu. Novelnya sendiri terdiri dari beberapa cerita namun Benni Setiawan membuat film ini menjadi satu kesatuan utuh berbeda dengan film adaptasi karya Dewi Lestari yang terdahulu, Rectoverso. Seperti yang dapat ditebak, tentu saja film ini ditambahi beberapa cerita diluar novelnya.

March 24, 2013

[Review] Berani Mengubah


Judul : Berani Mengubah
Penulis : Pandji Pragiwaksono
Terbit : Desember 2012
Tebal : 212 Halaman
Penerbit : Bentang Pustaka
Harga : Rp 31.000,-

Ada orang yang skeptis bisa mengubah Indonesia.
Ada yang optimis.
Banyak pemuda yang selalu mempertanyakan kemajuan bangsanya. Padahal, semua sejarah menyatakan bahwa perubahan dibawa oleh pemudanya.
Coba lempar pertanyaan itu kepada diri kita sendiri, dan bergeraklah. Sekecil apa pun.
Saya memang gerah, dan saya memilih untuk tidak menyerah.

Buku ini adalah buku ketiga dari seorang Pandji. Dia adalah seorang stand up comedian favorit saya. Setiap dia melemparkan materi-materi di panggung stand up ada sebuah sudut pandang yang kritis tentang Indonesia. Hingga Pandji menerbitkan buku ini, tentu saya tidak bisa untuk tidak melewatkannya. Banyak dari kita tentunya mempunyai keinginan yang sangat dalam untuk bisa berpatisipasi dalam perubahan Indonesia tetapi selalu terbentur masalah klasik; "Saya bisa apa?" "Darimana saya memulainya?". Terlalu jauh pikiran kita untuk berpikir ke depan tanpa sekalipun memandang hal-hal kecil di sekeliling kita yang mungkin bisa berdampak terhadap perubahan Indonesia. Wajar memang, karena sudut pandang saya pribadi pun mengatakan hal yang sama.

Dalam buku ini, tak tanggung-tanggung di bab pertama Pandji langsung membahas perihal "Belajar Politik". Saya yang awam mengenai dunia politik sempat berpikir "Waduh ini awal-awal kok udah berat banget." Namun ternyata saya salah besar. Dengan bahasa yang mudah dipahami, Pandji mengajak kita untuk membandingkan pemerintahan di zaman pak SBY dan pak Soeharto. Di dalam bab ini juga mengingatkan saya tentang pengetahuan yang selama ini saya dapat di mata pelajaran Sejarah. Lalu berlanjut di bab "Belajar Hukum" dan "Belajar Ekonomi". Diawali dengan pengalaman Pandji ketika ditilang polisi, penjabaran hukum di Indonesia, dan fakta-fakta tentang ekonomi membuat kita yang merasa tidak begitu penting ingin sekali melanjutkan bab ini sampai selesai. Untuk ukuran mahasiswa, saya rasa perlu membaca buku ini. Entah kapan, dan apa yang kita akan perbuat untuk perubahan namun kita sudah mempunyai sedikit ilmu pengetahuan berkaitan politik, hukum, dan ekonomi dilihat dari sudut pandang Pandji. Dan yang paling saya suka adalah ketika Pandji menambahkan note-note kecil di akhir bab tentang aksi perubahan yang harus kita mulai.

Setelah kita berkutat tentang perihal politik, hukum, dan ekonomi dilanjutkan dengan bab-bab yang mulai membahas tentang bagaimana menciptakan perubahan itu sendiri. Dan bagian favorit saya, ada bab dimana Pandji mulai bercerita pengalamannya ketika dia meng-interview atheis. Bagaimana seorang Pandji menyuruh atheis tersebut untuk menyakinkannya bahwa Tuhan itu tidak ada. Saya sangat menikmati dialog mereka.

Finally, buku ini tidak hanya ajakan untuk kita melakukan perubahan terhadap Indonesia namun juga terdapat banyak sekali pengetahuan-pengetahuan tentang Indonesia yang selam ini kita remehkan, bahkan tentang debat pro-kontra kenaikan BBM tahun silam, dan masalah FPI juga dibahas. Mungkin dengan membaca buku ini, kita jadi berhenti untuk selalu mempertanyakan perubahan Indonesia kepada pemerintah namun perubahan dapat kita ciptakan sendiri mulai dari hal-hal kecil.

March 23, 2013

Gerobak Cokelat


Yap. Cokelat adalah makanan idaman kebanyakan orang. Di Gerobak Cokelat, menyajikan berbagai menu dengan minuman dan makanan yang mengandung unsur cokelat. Tempat ini berlokasi di Jl. Slamet Riyadi 510 Purwosari, sebelah Timur Yahoo. Daya tampung untuk konsumen memang relatif kecil, di dalam ada sekitar 10 meja lesehan dan 5 tikar yang disediakan di luar. Meskipun tidak ada wifi ataupun tivi, namun Gerobak Cokelat tidak selalu sepi pengunjung. Justru tempat yang tenang dengan suasana santai seperti ini yang membuat pengunjung betah berlama-lama menikmati makanan sembari ngobrol ngalor ngidul. Harga yang ditawarkan juga masih bisa dijangkau oleh Mahasiswa. Berikut adalah beberapa makanan yang saya pesan.



Ori Pancake. Tak jauh berbeda dengan pancake pada umumnya. Cukup dengan harga Rp 8.000,- bisa mengenyangkan perut. Taburan kacang, keju yang menyelimuti adonan tepung dan ditambah olesan cokelat berbentuk hati di atasnya membuat sayang untuk dimakan.



Ginger Chocolate. Saya suka jahe. Saya suka cokelat. Lalu jika dicampur? Ya inilah campuran unik antara jahe dan cokelat. Rasa pedes jahe-nya sangat tajam di awal menyeduhnya, lalu perlahan-lahan mulai digantikan oleh rasa cokelat. Nikmat memang, cukup dengan Rp 8.000,- mampu menghangatkan tenggorokan.

March 15, 2013

Score's Guide

ATTENTION : The film which scenes depicted in these score stars don't necessarily have the same rating as the score. I give the score based on personal. Just FYI to avoid any misunderstanding :)


I just found a masterpiece. Thank God for giving me this ultimate pleasure! *tears of joy*


or

Wow. This film is so amazing and definitely satisfying. It just made my day!


or

Hmmm. This film is not really bad. It has something despite the flaws. I'm still awake, you see!


or

Pffftt. This film kinda annoys me up. I think it worse than my expectation. 



Arrgghh!!! This film just wasting my time and made me thougt why did I watch it in the first place.

March 12, 2013

Oishiibar Solo


Semakin banyak tempat wisata kuliner di daerah Solo yang membuat saya penasaran untuk sekedar mencicipi cita rasanya. Adalah Oishiibar, sebuah rumah makan yang menghadirkan berbagai masakan Jepang dan yang paling dikenal adalah Ramen. Berhubung saya belom pernah mencicipi Ramen datanglah saya ke Oishiibar. Rumah makan ini bertempat di sepanjang Jalan Veteran, jika kamu tidak asing dengan Hotel Indah Palace maka tinggal lurus saja ke Timur sekitar 200 meter kanan jalan kamu akan menemuinya. Seperti foto yang saya ambil di atas, rumah makan bernuansa Jepang ini kelihatan simple dari luar. Ada semacam kursi panjang di bagian kiri rumah makan ini yang terhubung langsung dengan dapurnya, di bagian kanan juga ada tempat yang disediakan bagi perokok atau yang ingin merasakan makan di luar. Untuk bagian dalam tidak jauh beda dengan rumah makan-rumah makan pada umumnya.

Oke, karena saya begitu penasaran dengan Ramen saya langsung memesan Spicy Ramen with Chicken. Waktu itu saya bersama teman saya dan dia memesan Cuka Ikado. Harga yang dipatok lumayan wajar untuk ukuran rumah makan asing yaitu untuk Spicy Ramen with Chicken mempunyai harga Rp 23.500,- dan Cuka Ikado mempunyai harga Rp 22.500,-. Berikut penampakannya.

Cuka Ikado

Spicy Ramen with Chicken

Saya mendengar bahwa Ramen begitu bersahabat dengan cabe dan of course tidak masalah bagi saya yang menyukai pedas-pedas. Dan pedas yang dihasilkan Ramen di Oishiibar bisa berbeda-beda tergantung permintaan konsumen. Namun apa yang saya tangkap dari lidah kecil saya, pedasnya begitu pas di Ramen ini. Porsi yang lebih dari sekedar porsi Mie yang bisa kamu dapatkan di Burjo cukup bisa mengenyangkan perut. Kuah yang nikmat beserta racikan bumbu yang terasa, beserta potongan telur-telur sebagai pelengkap membuat pedas yang tadinya dihadirkan jadi semakin membuat ketagihan. Saya bukan seahli mengomentari makanan seperti Pak Bondan namun indera pengecap saya tentu tak akan bohong mengenai rasa.

Berhubung teman saya memesan Cuka Ikado. Sungguh rasanya berdosa bagi saya jika tidak sekalian mencicipinya. Makanan tersebut dibuat dari daging Cumi, jadi agak kenyal-kenyal gitu. Namun apa yang membuat kecewa adalah porsinya yang sangat sedikit dengan harga yang segitu. Sekali lagi memang saya tidak tahu tentang detail pematokan harga makanan namun saya hanya melihat dari sudut pandang awam. Untuk rasa memang enak. Ditambah taburan wijen di atasnya menjadi pelengkap gurihnya.

So, bagi yang ingin mencoba silahkan tanya-tanya langsung ke twitternya yaitu @oishiibar_solo

March 11, 2013

[Review] Oz the Great and Powerful (2013)


Director : Sam Raimi
Starring : James Franco, Mila Kunis, Michelle Williams, Rachel Weisz, etc.

"I dont want to be a good man. I want to be a great one." - Oz

Jika kamu begitu menyukai Alice in Wonderland maka film ini sungguh sayang untuk dilewatkan. Film adventure yang klasik tentang kebaikan melawan kejahatan. Sama seperti Alice in Wonderland di film ini juga menyuguhkan dunia fantasi yang sangat mengagumkan. Mari sejenak kita melupakan film klasik yang bersetting sama di Oz pada tahun 1939 yaitu The Wizard of Oz. Karena jika kamu berpikir bahwa ini adalah prekuel-nya atau sekuel-nya atau remake maka kamu salah besar. Memang benar naskahnya diadaptasi dari cerita anak-anak terkenal karya L. Frank Baum, The Wonderful Wizard of Oz tetapi menurut majalah Cinemags edisi Maret 2013, film ini berdiri sendiri.

Oz memang nama dunia dimana sebagian besar cerita di film ini berlangsung tetapi Oz juga merupakan nama dari tokoh utama di film ini. Ya sebut saja Oz, yang mempunyai nama asli Oscar Diggs (James Franco) seorang pesulap asal Kansas yang kurang begitu terkenal di tahun 1905 secara tak sengaja masuk ke dalam badai bersama balon udara yang ditumpanginya. Tentu saja itu membawa dirinya secara ajaib ke dalam dunia Oz. Sesampainya di Oz, Oscar bertemu tiga penyihir wanita yang berkuasa di sana; Theodora (Mila Kunis), Evanora (Rachel Weisz), dan Glinda (Michelle Williams) yang mengatakan bahwa Oscar adalah sosok penyihir hebat nan agung yang diramalkan akan menyelamatkan Oz dari penyihir jahat.


Terlepas dari segi cerita yang begitu biasa tentang kebaikan melawan kejahatan yang tentu saja sudah pasti semua orang bisa menebak bahwa kebaikanlah yang menang. Oz the Great and Powerful merupakan film khas Disney yang tak perlu berpikir berat untuk menikmatinya dan sangat menghibur. Seorang Sam Raimi yang sukses dengan trilogi Spiderman-nya berhasil membuktikan bahwa dia bisa sekali lagi membuat film adaptasi. Dibantu penulisan naskah oleh David Lindsay dan Mitchell Kapner, Sam Raimi membuat dunia Oz dengan versinya sendiri. Berbagai mahkluk seperti monyet terbang, perempuan kecil dari kaca, dan Munckhins seperti kurcaci terlihat begitu meyakinkan dengan personanya masing-masing. Di pertengahan film saya sempat berpikir perang macam apa yang kira-kira dihadirkan di film ini karena seperti yang sering kita lihat di dunia fantasi macam Narnia, Alice in Wonderland selalu memberikan penyelesaian konflik melalui perang. Namun apa yang saya dapat di film ini bukanlah perang, namun sesuatu yang cerdas ditunjukkan oleh seorang James Franco yang berperan dengan pas sebagai Oscar Diggs untuk melawan kejahatan. Untuk mengetahuinya saya sarankan untuk menontonnya sendiri. :)

Memang bukan sebuah film fantasi yang bagus. Namun kita wajib memberikan applause kepada Sam Raimi yang menyuguhkan sebuah film dengan CGI yang megah dan sangat sangat memanjakan mata dengan efek 3D-nya tentu saja. Dan bagian terbaiknya ketika Sam Raimi berhasil memaksimalkan bagian klasik-nya. Jadi di film ini sekitar 20 menit awal dihadirkan dalam format hitam putih dan ketika Oscar tiba-tiba berada di Oz secara mengagumkan format berganti dengan berwarna yang hampir membuat saya takjub akan keindahan Oz. Entah benar atau tidak, Disney dikabarkan memberikan lampu hijau untuk memproduksi sekuel film ini. Saya tidak sabar untuk menunggunya.



March 08, 2013

Message Box


Masih inget film Up? Ada dua karakter yang menarik perhatian saya, Carl dan Ellie. Mereka adalah sepasang yang menyukai petualangan. Mereka begitu kompak dan romantis sedari kecil hingga masa tua mereka. Bahkan, bahkan impian mereka sama, yaitu ingin memarkirkan rumah mereka di atas Paradise Falls. Walaupun sulit, bermimpi adalah langkah awal mereka untuk meraihnya. Pun dengan Catatan Nonton, tentu saja blog ini juga ingin meraih impian dengan selalu bertambah baik lagi setiap waktu. Untuk itu, Message Box ini saya bikin agar tercipta komunikasi dua arah untuk mewujudkan impian tersebut. Disinilah kamu boleh menghujani saya dengan saran, kritik, maupun pesan-pesan lainnya buat Catatan Nonton. Saya usahakan akan selalu me-reply karena saya juga ingin lebih dekat dengan pembaca. Sekali lagi, terima kasih sudah berkunjung di Catatan Nonton. Happy reading! :)



March 04, 2013

[Review] Jack the Giant Slayer (2013)


Director : Bryan Singer
Starring : Nicholaus Hault, Stanley Tucci, Ewan McGregor, etc.

"Fee Fi Fo Fum, ask not whence the thunder come / For between heaven and earth it's a perilous place, home to a fearsome giant race / Who hunger to conquer the mortals below, waiting for the seeds of revenge to grow..."  - King Brahmwell

Setelah menonton berbagai film layar lebar yang mengadaptasi kisah dongeng terkenal dari berbagai negara seperti; Red Riding Hood (2011), Snow White and The Huntsman (2012), Mirror Mirror (2012), dan baru saja ditayangkan Januari lalu yaitu Hansel & Gretel: Witch Hunters (2013). Bulan Maret ini kita disuguhkan lagi film yang memadukan dua kisah dongeng terkenal dari Inggris yaitu Jack and The Beanstalk dan Jack The Giant Killer dalam satu naskah yaitu Jack The Giant Slayer. Salah satu daya tarik film ini tentu saja sang sutradara, Bryan Singer yang dulu pernah berhasil dengan trilogi X-Men. Tak tanggung-tanggung sang sineas mengeluarkan budget raksasa yang mendekati 200 juta Dollar.

Jack. Nama yang sudah tidak asing lagi di dataran Inggris. Seorang anak petani yang mendapatkan biji-biji kacang dari seorang biarawan. Konon biji-biji tersebut dapat tumbuh menjulang hingga ke langit menuju sebuah negeri yang dihuni oleh raksasa-raksasa yang mengerikan. Dan ketika biji kacang tersebut tumbuh menjadi pohon kacang, maka itulah satu-satunya jalan yang menghubungkan dunia raksasa dan dunia manusia. Maka bisa ditebak, Jack tidak sengaja menumbuhkan biji kacang tersebut. Celakanya, biji kacang yang sedang tumbuh itu turut serta membawa Isabelle, seorang putri kerajaan. Merasa bertanggung jawab atas kejadian ini, Jack menawarkan diri kepada Raja (ayah Isabelle) sebagai sukarelawan untuk naik ke atas bersama rombongan pasukan kerajaan demi membawa Isabelle kembali. Mereka semua takkan pernah tahu apa yang menunggu mereka di atas sana.

JACK THE GIANT SLAYER

Jika kamu seorang yang mempunyai banyak waktu atau ingin melepas penat atau penyuka film yang terbuka akan genre apapun, maka film ini adalah pilihan yang tepat untuk memanjakan mata. Dikemas dalam format 3D, hmm yah meskipun hanya sekedar 3D, you know? Dan seperti premis di atas, film petualangan fantasi ringan ini mempunyai jalan cerita yang begitu klasik dan setting tempat jaman dahulu yang kental akan peperangan dengan menggunakan; busur panah, pedang, dan kuda. Mengapa saya bilang klasik? Saya begitu yakin pasti kalian sering mendengar cerita tentang seorang rakyat jelata menyelamatkan seorang putri kerajaan dari sesuatu yang mengancam hidupnya kemudian mereka menikah dan hidup bahagia selamanya. Ya tentu saja itu juga berlaku di film ini, namun yang menjadi menarik disini adalah bagaimana seorang manusia kecil bisa mengalahkan serangan raksasa yang begitu banyaknya. Tak peduli berapapun jumlah raksasa yang terlihat kejam dan bengis dan meskipun tahu akhirnya akan happy ending, namun ide bagaimana mengalahkan raksasa itu sangat membuat penasaran. Dialog-dialog yang hadir disini pun juga sangat pas dengan setting waktu, tidak terlalu dilebih-lebihkan seperti halnya Snow White and The Huntsman. Sempat di awal terdapat konflik yang mudah ditebak menyebabkan grafik emosi menurun tapi berhasil naik lagi di pertengahan film hingga penyelesain konflik yang pas. Ada beberapa scene yang dibuat untuk mengejutkan penonton namun hanya sekedar oh saja. Saya pribadi sangat menikmati film ini. Yah, bahkan hingga akhir pun Bryan Singer sempat memberikan sesuatu yang membuat saya tersenyum penasaran.


March 02, 2013

Archives



(#)

300: Rise of an Empire (2014)

(A)

A Good Day to Die Hard (2013)
After Earth (2013)
American Sniper (2014)

(B)

Before Midnight (2013)
Beautiful Creatures (2013)
Blue Jasmine (2013)

(C)

Cinta Brontosaurus (2013)
Cinta Dalam Kardus (2013)
Comic 8 (2014)

(D)

Dallas Buyers Club (2013)
Dead Mine (2012)
Despicable Me 2 (2013)
Divergent (2014)
Django Unchained (2012)

(E)

Edge of Tomorrow (2014)
Elysium (2013)
Evil Dead (2013)

(F)

Fast and Furious 6 (2013)
Finding Srimulat (2013)

(G)

G.I Joe: Retaliation (2013)
Gravity (2013)

(H)

Hansel and Gretel: Witch Hunters (2013)
How to Train Your Dragon 2 (2014)

(I)

Insidious: Chapter 2 (2013)
Iron Man 3 (2013)

(J)

Jack Reacher (2012)
Jack The Giant Slayer (2013)

(K)

Kick-Ass 2 (2013)

(L)

Life of Pi (2012)

(M)

Madre (2013)
Maleficent (2014)
Man of Steel (2013)
Manusia Setengah Salmon (2013)
Mari Lari (2014)
Miracle in Cell No. 7 (2013)
Monsters University (2013)

(N)

-

(O)

Oblivion (2013)
Oz The Great and Powerful (2013)

(P)

Pacific Rim (2013)
Pain and Gain (2013)
Percy Jackson: Sea of Monsters (2013)
Prisoners (2013)

(Q)

-

(R)

Rectoveso (2013)
RoboCop (2014)
Runner Runner (2013)

(S)

Seven (1995)
Sinister (2012)
Star Trek: Into Darkness (2013)

(T)

Tenggelamnya Kapal van Der Wijck (2013)
The Conjuring (2013)
The Croods (2013)
The Fault in Our Stars (2014)
The Hobbit: An Unexpected Journey (2012)
The Hobbit: The Desolation of Smaug (2013)
The Hunger Games: Catching Fire (2013)
The Lego Movie (2014)
The Past (2013)
The Right One (2014)
The Secret Life of Walter Mitty (2013)
The Smurfs 2 (2013)
The Wolverine (2013)
This is The End (2013)
Thor: The Dark World (2013)

(U)

Underworld (2003)
Underworld: Evolution (2006)
Underworld: Rise of The Lycans (2009)
Underworld: Awakening (2012)

(V)

-

(W)

Whiplash (2014)
World War Z (2013)

(X)

X-Men: Days of Future Past (2014)

(Y)

-

(Z)

-

March 01, 2013

About Me

Hawin Widyo Hutomo

Nama saya mempunyai arti laki-laki yang keren. Oke, itu bahasa saya sendiri sih, tapi yang penting nama saya mudah diingat bukan? Bersyukurlah saya mempunyai orang tua yang tidak memberikan nama panjang-panjang kepada anaknya. Hal itu juga berpengaruh ketika ujian sekolah, tentunya tidak butuh banyak waktu hanya untuk menghitami kolom nama. Ya tapi seperti kata pepatah sih, Apalah Arti Sebuah Nama.

Jadi, saya adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adik perempuan saya masih duduk di bangku SMP dan tentunya sedang menjalani masa-masa alay. Saya lahir di Surakarta, 4 Mei 1992 yang otomatis berzodiak Taurus jika kamu masih percaya akan ramalan. Tumbuh besar di Solo dan saat ini sedang berjuang memperoleh gelar sarjana teknik dari instansi yang menamakan dirinya Universitas Sebelas Maret.

Tapi tunggu, sebelum saya bercerita lebih lanjut. Pose saya diatas mirip sama Joseph Gordon Levitt ya? haha. Oke skip. Selain berkesibukan sebagai mahasiswa tingkat akhir, saat ini saya juga tengah menggarap proyek-proyek yang diberikan dosen, yap bahasa kerennya asisten dosen. Pernah mencoba menjadi seorang stand up comedian. Orang yang suka bercerita keluh kesahnya di atas panggung, kebanyakan cerita saya juga tak jauh-jauh mengenai keanehan film. Aktif juga sebagai volunter di kegiatan sosial seperti Akademi Berbagi Solo. Di semua kesibukan yang tidak wajar tersebut, saya selalu memegang teguh prinsip, "Jangan sampai jadwal kesibukan duniawi mengganggu jadwal nonton."

Saya tak pernah absen menonton premiere film-film blockbuster di bioskop. Hobi banget duduk di seat 11 row E dan tak pernah lupa membawa teman setia, popcorn. Penggila film yang senang menonton dengan genre apa saja (kecuali gore, horor). Saya juga mengoleksi film dan serial televisi banyak banget dari mulai film City Lights (1939). Tentunya dari hal-hal panjang lebar di atas tak perlu lagi saya mengungkapkan alasan lahirnya blog ini. Apa? Masih perlu? Oke deh. Here we go! Blog ini pertama lahir bulan February 2011. Saat itu masih bernama "Hawin Widyo". Masih berisi postingan-postingan kegalauan saya tentang kehidupan yang menjadikan tak layak baca di kalangan umum. Bahkan saya takutnya akan memicu niat bunuh diri bagi ababil-ababil yang baru diputusin pacarnya. Jadi selang beberapa waktu, setelah blog walking ke beberapa blog pecinta film, saya jadi terinspirasi. Dan saya menamakan blog ini dengan, "Catatan Nonton" yang mempunyai arti catatan dari sudut pandang saya yang tentunya masih amatir tentang setiap pertunjukan-pertunjukan yang saya tonton. Yap, pada akhirnya saya hanya berharap Catatan Nonton akan berguna bagi kamu yang sudah bersedia berkunjung dan mungkin bisa menambah daftar pertemanan saya. Cheers! ^^

Buat formalitas aja sih. Kalo mau hubungi saya untuk sekedar menyapa bisa dibawah ini.

Contact Me:

Facebook : Hawin Widyo

Twitter : @hawinhawhaw

Email : hawinwidyo@ymail.com