March 20, 2012

Keharaman Saya bagi Stand Up Comedy

Emang ada hubungannya dengan babi? Emang mengandung alkohol diatas 15%? Saya jawab tidak. Oke.
Yang saya maksud haram disini adalah sesuatu hal yang sebisa mungkin akan saya hindari dalam ber-Stand Up Comedy. Jadi bukan saya Stand Up Comedy membawa babi atau alkohol. Bukan gitu.

1. Meminta Tepuk Tangan

 

Memang, meminta tepuk tangan adalah salah satu taktik bagi comic untuk meningkatkan kepercayadiriannya. Tapi bagi saya meminta tepuk tangan di 3 menit pertama perform di atas panggung adalah haram. Buat saya pada menit itu kewajiban kita sebagai comic untuk membuat suasana penonton cair belom terpenuhi, istilahnya belom nothing to lose ketawanya. Dan ini merupakan tantangan sendiri bagi saya ketika tidak ada materi yang nge kill akan membantu saya untuk semakin mempelajari apa yang kurang dalam penampilan saya itu. Buat saya penonton mengerti dan bisa mengambil pelajaran dari materi saya itu sudah cukup dan tepuk tangan keras dari penonton itu adalah bonus.


2. Bilang,"Waduh maaf saya lupa materi."

 
Saya pernah mengalaminya dan itu membuat kita mati mikir di atas panggung. Penonton berharap menikmati materi yang akan dibawakan eh ternyata kita malah bilang materinya kelupaan. Jadi yah untuk solusinya sih kalo mengalami tiba-tiba lupa materi langsung saja kita belokkan ke hal yang lucu misalnya "Aduh ini penonton yang di depan mukanya kayak pecahan tembikar nih jadi lupa nih materi." Itu akan mencairkan suasana dan membuat penonton tidak ilfil.

3. Bilang,"Maaf ya kalo ada yang . . ."

 

Misalnya gini kalo ada materi yang membahas tentang DPR dan materi kita mengarah ke hal-hal yang menjelekkan DPR. Saya haram hukumnya bilang ke penonton,"Maaf ya kalo ada di sini yang anaknya DPR." Karena bagi saya itu panggung saya dan saya adalah raja di panggung itu. Dan lingkup ini adalah Stand Up Comedy yang mempunyai slogan "Orang Sensi Dilarang Masuk" Jadi mau tidak mau di dalam lingkup itu kita harus menerima kenyataan apa yang diomongkan oleh seorang comic meskipun itu pahit. Dan kalo boleh jujur comic itu tidak asal ngomong begitu saja pasti disertai alasan-alasan yang logis.

4. Bilang,"Maaf ya kalo saya tidak lucu."

Kalimat ini adalah haram seharam-haramnya dalam Stand Up Comedy. Banyak orang akan berpikir "Lah buat apa kamu tampil kalo gag lucu." Itu akan menurunkan semangat penonton berlipat-lipat untuk melihat penampilan kita. Jadi kalo memang materi belom kuat jangan pernah bilang kalimat terlarang itu. Sudah hajar saja yang penting kita berani dan masalah lucu atau tidak, bisa dijadikan pembelajaran besoknya.

5. Memakai Sandal



Dalam ber-Stand Up Comedy, kita butuh banget yang namanya perhatian dari penonton. Nah andaikan kita memakai sandal, bagaimana penonton bisa menghargai kita kalau kita tidak bisa menghragai diri sendiri. Jadi biar enak dipandang meskipun ini bukan acara yang formal serius tetapi penonton menghargai kita dengan melihat bagaimana cara kita berpakaian.

March 06, 2012

Audisi Stand Up Kompas TV

Jumat tanggal 2 Maret kemaren adalah hari yang ditunggu comic-comic seJawa. Karena karena karena ada audisi comic di Kompas TV. Jadi yang belom tahu Kompas TV dan saya maklum karena di daerah saya tinggal yaitu sebut saja ehmmm eh apa ya namanya eehmm oiya Sukoharjo belom terdapat saluran Kompas TV jadi wajar kalo belom pada tahu ya. Intinya kayak Indonesian Idol gitu, bedanya kalo Indonesian Idol nyanyi kalo ini mah ngemic. Audisi ini bertempat di Jogja dan itu satu-satunya kota di Jawa Tengah yang menyelenggarakannya. Makanya komunitas-komunitas Stand Up Comedy di kota lain sebut saja Purwokerto, Solo, Semarang pada berbondong-bondong untuk kesini.

Nah audisi dimulai jam 8 pagi dan lumayan banyak orang yang daftar, kira-kira ada 100an orang. Semuanya dikasih tiket dan nomer urut peserta.


Waktu itu dapet antrian ke 63 jadi bisa sedikit woles lah sambil nunggu-nunggu gitu. Nah berhubung masih lama juga ni antriannya, kita orang sharing-sharing dulu sama artis-artis Stand Up Comedy. 


Ini foto bareng Akbar. Dia comic asli Surabaya dan runner up Stand Up Comedy Indonesia.


Ini waktu sama Bang Luqman. Sebelumnya dia udah jadi comic terkenal sering muncul di TV tapi dia tetep ikutan audisi ini dan tidak mengherankan dia dapet Golden Ticket.


Ini waktu sama Kang Isman. Dia juga sama kayak Bang Luqman, dan Golden Ticket sudah didapat di tangannya.

Yah waktu demi waktu pun berlalu. Saya bercanda ria dengan anak-anak dari komunitas kota lain, itu merupakan salah satu keuntungan audisi ini bisa berbagi ilmu. Dan saya baru sadar dunia ini penuh orang lucu. Akhirnya pun tiba untuk saya audisi. Di depan Om Indro Warkop saya menuturkan materi-materi saya dan terlihat hanya senyum kecil di bibir doi. Duh nervous langsung menghampiri saya dan saya menjadi tergagap dalam menyampaikan materi. Yah seperti yang saya duga sebelumnya bahwa saya tidak akan mendapat golden ticket. Pukulan keras bagi kami memang, karena dari Solo tidak ada satupun yang mendapat golden ticket. Tapi kami mendapat banyaaaaaaaaak sekali pelajaran dalam hal ini. Kami tidak pulang membawa tangan kosong, kami pulang dengan membawa banyak pengalaman untuk dibagi. Ya, saya Hawin. Perjuangan saya untuk menjadi stand up comedian tidak akan terhenti sampai disini. Saya akan berhenti untuk menjadi stand up comedian ketika tidak ada lagi keresahan dalam diri saya. Yeahhhh !!!

March 04, 2012

Hawin, Penakluk Ular


Sebuah video amatir yang saya lakukan ketika di Gembira Loka, Jogja tanggal 3 Maret 2012. Waktu itu ada seekor ular lepas yang belom diketahui spesiesnya. Untuk itu saya memberanikan diri untuk mencoba menaklukkan ular itu.

Mereka Sebut itu Sarjana Teknik

Kamis, tanggal 1 Maret adalah tanggal muda dari bulan Maret. Yaiyalah. Jadi bukan itu yang saya maksud. tanggal itu bertepatan dengan wisuda para mahasiswa. Wow, terlihat sesak dan banyak sekali wisudagenic. Tau wisudagenic ? Wisudagenic adalah seseorang terlihat cantik jika hanya waktu wisuda saja. Jadi itu hanyalah efek kamera. Hehehe.

Di fakultas saya, teknik sipil juga merayakan wisuda. Yang paling menyedihkan dari semua ini adalah beberapa kakak tingkat saya yang bisa saya sebut mereka sangat mengagumkan juga akan diwisuda pada hari itu. Wisudagenic tidak berlaku bagi mereka, karena mereka sangat-sangat anggun. Betapa tidak? Di kampus mereka sangat simple, sifat mereka sangat baik sekali dan selalu mengajarkan saya arti-arti dari kedewasaan. Mereka adalah Mbak Devinta dan Mbak Rena. Sampai saat ini saya menulis tulisan ini, teringat kembali flashback-flashback yang pernah saya alami bersama mereka. Waktu saya praktikum di selokan kampus sama Mbak Devinta. Juga pernah curhat-curhatan mengenai jodoh dengan Mbak Devinta. Terus juga saya dan kelompok saya bingung beli kado yang tepat buat ultahnya Mbak Rena. Fiuuuhhh, sudah lama sekali waktu kejadian itu.

Sedih memang, bakal kehilangan mereka di kampus sipil ini. Tapi mereka sudah menentukan masa depan mereka. Mereka sudah bisa disebut sebagai Sarjana Teknik. Saya mahasiswa muda hanya bisa memandang mereka dengan mata berarir yang saya harap ini bukan pertemuan terakhir bagi saya dengan mereka. Terima kasih Mbak Devinta dan Mbak Rena atas bimbingannya selama ini. Semoga sukses di masa depan :)