December 27, 2013

[Review] Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (2013)


"Sejauh-jauhnya kita tersesat, pada kebenaranlah akhirnya kita akan kembali." - Bang Muluk

Pasca kesuksesan film-film Indonesia hasil dari adaptasi karya tulis, kali ini sang sutradara sekaligus produser Sunil Soraya mencoba peruntungan dengan mengadaptasi dari sebuah hikayat dari penulis ternama Indonesia tahun 1930an, Buya Hamka. Penulis hikayat yang mempunyai nama lengkap Haji Abdul Malik Karim Amrullah itu telah melahirkan banyak karya-karya besar, salah satunya pernah diangkat ke dalam layar lebar yaitu Di Bawah Lindungan Ka'bah yang disutradari oleh Hanny R. Saputra. Sebelumnya beredar luas di social media, bahwa Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dituding banyak pihak karena terinspirasi dari film Hollywood, The Great Gatsby dan Titanic. Dan setelah saya menyaksikannya sendiri, dengan unsur yang kental akan budaya Minangkabau-nya, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck mempunyai kekuatan sendiri serta memiliki batas perbedaan yang jelas. Toh kabarnya, kapal uap Belanda tersebut dikabarkan benar-benar tenggelam di perairan Nusantara pada tahun 1936 yang tentu menjadi simbol dari banyak pemikiran.

December 22, 2013

Happy Mother's Day


Setiap hari adalah hari Ibu. Begitulah yang selalu terucap ketika hari Ibu tanggal 22 Desember. Pertanyaannya adalah apakah di setiap hari itu kamu sudah bersikap layaknya hari Ibu? Mungkin hanya sedikit yang melakukan hal serupa. Tak ada salahnya bukan di hari spesial ini kamu menyempatkan waktu sebentar saja bersama Ibu. Saya tak akan bertele-tele dengan kata-kata klise mengenai hari Ibu. Yang jelas dari sekian banyak kegiatan yang bisa dilakukan, mungkin nonton film merupakan pilihan yang tepat. Karena selain bisa dinikmati bersama sebagai media hiburan, pesan-pesan dalam sebuah film juga kadang mengajarkan banyak hal. Di postingan kali ini saya mencoba menawarkan beberapa film yang berkisah tentang Ibu. Karena keterbatasan saya, tak semua bisa saya tampilkan. Adapun film yang menurutmu cocok dengan tema Ibu (selain yang saya tampilkan disini) bisa di-share di comment box. :)

December 17, 2013

[Don't Miss This Movie] The Wedding Singer (1998)


The Wedding Singer memperkenalkan kita kepada karakter Robbie Hart (Adam Sandler), pekerjaannya sebagai penyanyi di acara pernikahan yang malangnya baru saja ditinggalkan oleh calon pengantinnya. Patah hati itu pasti dan kemudian menghantuinya. Robbie Hart mempunyai teman perempuan, Julia Sullivan (Drew Barrymore) seorang waiter yang rencananya akan menikah dengan Glenn Guglia (Matthew Glave), yang ternyata seorang playboy. Robbie yang mengetahui hal ini, merasa cemburu dan tidak suka dengan Glenn. Padahal Julia diam-diam juga menyukai Robbie. Memang cinta yang rumit, namun karena banyak kesalahpahaman akhirnya membuat Julia untuk melangsungkan pernikahan bersama Glenn di Las Vegas. Tentu saja Robbie yang akhirnya sadar kemudian mengejar Julia untuk mengungkapkan perasaannya.

December 15, 2013

The Premiere Solo Paragon


"Pertama kali di Jawa Tengah"

Begitulah tagline bioskop XXI terbaru yang berlokasi di Solo Paragon lantai 1 bernama The Premiere. Tentu, saya dan mungkin hampir semua orang di Solo yang tak tanggung-tanggung untuk menghabiskan waktunya untuk nonton film begitu antusias sekali. Apalagi bagi mereka yang mengejar tayang premiere, teater ini sangat disarankan untuk dicicipi. The Premiere sendiri merupakan zona khusus (((ZONA))) di XXI Solo Paragon. Kenapa disebut zona, karena mempunyai lounge sendiri. Jadi semacam dipisahkan dari teater reguler. Jadi melihat gambar di atas, letaknya di bagian kanan bawah itu, sampingnya concessions. Kebetulan hari Jumat, 13 Desember 2013, The Hobbit: The Desolation Smaug tayang premiere di Indonesia, inilah saat yang tepat untuk menjajal The Premiere. JENG JENG!

December 13, 2013

[Review] The Hobbit: The Desolation of Smaug [2013]


"I'am the Fire. I'am King Under the Mountain!" - Smaug

Ada banyak dongeng klasik mengenai seorang pangeran melawan seekor naga demi mendapat emas, entah itu dari hadiah sayembara ataupun harta karun yang dijaga naga itu. Pada intinya yang tertuang pada novel fiksi karya J.R.R Tolkien tidak jauh dengan hal tersebut. Hanya saja tidak ada pangeran disini, diganti dengan Hobbit kecil nan pemberani. Saya pribadi termasuk yang sudah membaca novelnya dan takjub dengan kejeniusan sang sineas yang membagi novel setebal 300 halaman ini menjadi tiga film dengan durasi masing-masing lebih dari dua jam. Sudah barang tentu The Hobbit dinahkodai sineas yang tepat, iya, sineas yang sudah mendarahdaging dengan seluk beluk Middle Earth, dan juga sineas yang mampu membawa The Lord of The Rings: Return of The King (2003) memboyong 11 Piala Oscar. Tentu saja sang sineas itu adalah Peter Jackson. Pada awalnya, Peter Jackson membagi film ini menjadi dua bagian saja, tapi kemudian menjadi tiga film guna pengembangan tokoh dan peristiwa yang dalam novel aslinya hanya disinggung sedikit. Bahkan sineas juga menciptakan tokoh-tokoh baru yang tidak disebutkan dalam novelnya. Hal itu merupakan langkah yang tepat karena The Hobbit sendiri bersetting sebelum kisah di The Lord of The Rings sehingga kesinambungan ceritanya lebih memudahkan untuk diikuti.

November 23, 2013

[Review] The Hunger Games: Cathing Fire (2013)


Sejenak kesampingkanlah perihal membanding-bandingkan saga The Hunger Games ini dengan Battle Royale yang fenomenal itu. Bagi saya sih, jika dibandingkan dengan film yang mempunyai nama Jepang Batoru rowaiaru itu The Hunger Games ini tak ada apa-apanya. Beruntung Gary Ross berhasil mengeksekusi novel karya Suzanne Collins ini dengan bagus sehingga selain sukses besar di tangga box office juga menuai pujian dari kalangan kritikus. Sudah pasti untuk melangkah menuju sekuel-nya terbuka lebar. Tapi kali ini, di film babak kedua yang bertajuk Catching Fire, sang sineas Gary Ross tidak kembali di bangku penyutradaraan dan diganti dengan Francis Lawrence (Constantine, I am Legend). Sudah barang tentu, hal yang paling menjadi sorotan di sini bakal tertuju pada sang sineas. Pasalnya, sosok inilah yang dianggap paling krusial sebagai penentu nasib film ini, bahkan melebihi jajaran pemain baru. Pertanyaannya apakah fans novel maupun film pertamanya bakal kembali terpuaskan? Dan akankah Lawrence mampu meneruskan kinerja apik yang sudah dibangun Ross sebelumnya? Mari kita simak.

November 20, 2013

Gadis Anggun itu Putri Solo

Putri Solo...
Dasare keporonyoto...Pancen pinter Alelewo...Dasar Putri Solo...
Nganggo selendang pelangi...Sumampir ono pundake...
Cunduke kembang melati...Dadi lan pantese...
Mung lakune koyo macan luwe...
Sandal jepit pengangite...Kiyet kiyet suwarane...
kelapkeliplah suwenge...Dasar Putri Solo...

Putri Solo...
Yen ngguyu dekik pipine...ireng manis kulite...
Dasar Putri Solo...

Tembang keroncong diatas terdengar syahdu dinyanyikan pada malam penganugerahan Putra Putri Solo. Saya merasa terhanyut dengan alunannya dan tak bergeming di kursi halaman Balai Kota hingga tembang itu usai. Ya memang, saya begitu menikmati setiap nada dan lirik tembang yang berjudul Putri Solo tersebut. Buat kamu yang mungkin belom mengerti artinya, lirik tersebut menceritakan tentang karakteristik seorang Putri Solo kurang lebih seperti ini. Putri Solo adalah sosok gadis yang cantik nan pintar. Memakai selendang bermotif pelangi yang terpapar di pundaknya. Rambutnya yang disanggul berhiaskan bunga-bunga melati. Jalannya ibarat macan kelaparan, pelan-pelan tapi anggun. Kalo tersenyum, lesung pipinya kelihatan.

November 17, 2013

[Review] This is The End (2013)


Hari kiamat? Terbesit pertama kali di pikiran pasti kekacauan besar-besaran dan sesuatu yang mengerikan terjadi pada Bumi tercinta. Dimana tempat kita berpijak hancur lebur dan orang-orang berlarian kalang kabut demi menyelamatkan diri. Yah setidaknya itulah yang ingin diceritakan dari film karya Evan Goldberg dan Seth Rogen. Yah tentu saja kamu tidak akan menemukan semacam kengerian kiamat dari serbuan alien, menyebarnya virus penyakit mematikan, dan banjir yang menenggelamkan satu kota dari film yang disutradarai oleh komedian macam Seth Rogen. Sebelumnya duo Evan Goldberg dan Seth Rogen banyak menghasilkan film-film komedi menghibur macam Knocked Up (2007), Superbad (2007), Pineapple Express (2008), dan juga berkontribusi dalam penulisan naskah di The Green Hornet (2011).  Diadaptasi dari film pendek berjudul Jay and Seth versus the Apocalypse (2007) dan dengan naskah yang ditulis sendiri, This is The End menjelma menjadi sebuah sajian komedi sarkas yang menyenangkan.

November 03, 2013

Who are The New Mutants in 'Days of Future Past' Trailer?

Jika menilik beberapa tahun ke belakang, tiap tahunnya selalu dihiasi oleh film-film superhero Hollywood. Tak ketinggalan dari kubu Marvel yang selalu mengembangkan karakter-karakter superheronya, entah me-reboot, menciptakan filmnya sendiri, atau yang paling meledak sekarang membuat franchise film yang saling berhubungan yang sering kita kenal dengan sebutan Marvel Cinematic Universe. Tahun 2014, tentu saja kubu Marvel siap merilis film-film superheronya untuk bersaing dengan jajaran film blockbuster lainnya, sebut saja yang sudah pasti Captain America: The Winter Soldier, The Amazing Spiderman 2, X-Men: Days of Future Past, dan Guardians of The Galaxy. Satu yang paling saya tunggu-tunggu adalah X-Men: Days of Future Past karena akan mempertemukan mutant-mutant dari X-Men: The Last Stand dengan X-Men: First Class, hal ini sudah tentu membuat fans komik ataupun film-nya berteriak histeris. Dan beberapa hari yang lalu, sang sineas Bryan Singer telah mengeluarkan trailer perdana dari X-Men: Days of Future Past.


Bagaimana pendapatmu mengenai trailer-nya? Bikin penasaran banget yak? Jika dilihat-lihat, mutant-mutant dari X-Men: The Last Stand sudah menampakkan batang hidungnya seperti Storm, Shadowcat, Wolverine, Beast, Mystique, Profesor X dan Magneto yang diperankan Patrick Stewart dan Ian McKellen juga turut hadir. Selain itu juga ada empat karakter mutant baru yang turut meramaikan Days of Future Past. Oiya sebelumnya, Bryan Singer lewat akun twitternya mengadakan sesi tanya jawab dengan fans mengenai proyek Days of Future Past ini, kamu bisa menemukannya lewat akun twitter sang sineas, @BryanSinger atau tagar #AskSinger. Dari beberapa pertanyaan yang dijawab, ada satu yang menggelitik. Pertanyaannya seperti ini: How many new X-Men characters are in the new film? Bryan Singer menjawab:  A lot -- Blink, Bishop, Sunspot, Warpath, Ink, Quicksilver, etc. Sayang di trailer perdananya kita belom melihat Quicksilver dan Ink. Jadi dari jawaban sang sineas bisa ditebak bahwa empat mutant baru tersebut adalah...

October 31, 2013

[Review] Thor: The Dark World (2013)


Dewa berpalu petir kali ini kembali lagi dalam sekuel teranyarnya dengan sub judul The Dark World. Satu lagi film dibawah naungan bendera Marvel untuk menuju proyek terbesarnya The Avengers: Age of Ultron yang rencananya akan rilis musim panas 2015. Sudah barang tentu film ini tidak menampilkan Manusia Besi, Monster Hijau, Pahlawan Bertameng, Pemanah Ulung, dan teman-temannya karena memang difokuskan pada petualangan sang Dewa. Tongkat estafet penyutradaraan dipegang oleh Alan Taylor, sang sineas asal Amerika yang lebih sering menggarap beberapa episode dari serial TV sukses (Mad Men, Lost, Rome, Game of Thrones). Dilihat dari riwayat filmnya, sang sineas baru pertama kali ini menahkodai film superhero. Tetapi kelihatannya, Taylor mampu meneruskan kesuksesan jalinan cerita yang telah dibangun oleh Joss Whedon. Lantas dengan adanya sub judul The Dark World tidak serta merta membuat film ini menjadi 'dark' ala Nolan dalam trilogi The Dark Knight-nya. Justru pembuat film melakukan hal yang tepat karena bermain aman dengan tetap mempertahankan cita rasa film pendahulunya dengan beberapa tambahan yang lebih menyenangkan.

October 22, 2013

[Review] Mesakke Bangsaku SOLO



Mesakke Bangsaku. Ini bukanlah sebuah acara seminar negarawan, atau pidato dari petinggi pemerintah, atau bahkan seminar MLM bukan, sekali lagi bukan. Mesakke Bangsaku adalah stand up comedy spesial dari Pandji Pragiwaksono (@pandji) yang ketiga setelah Bhinneka Tunggal Tawa dan Merdeka Dalam Bercanda. Mesakke Bangsaku diselenggarakan pada tanggal 21 Desember 2013 di Teater Jakarta. Mesakke Bangsaku juga merupakan sebuah tur stand up comedy @pandji di beberapa kota di Indonesia yang mendapat dukungan penuh dari @smartfrenworld , salah satu provider yang memang konsisten dalam mendukung kesenian ini sejak stand up comedy meledak di Indonesia, dan beruntung sekali, sebuah kota kecil dimana saya tinggal yakni Solo juga kebagian jatah. Mesakke Bangsaku Solo sendiri diadakan kemarin Sabtu, tanggal 19 Oktober 2013 di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah. Saya yang gemar sekali menonton acara stand up comedy begitu antusias akan pertunjukkan ini. Apalagi @pandji juga baru pertama kali di Solo menyelenggarakan stand up comedy show. Tentu saja saya akan menyesal jika melewatkan Mesakke Bangsaku Solo.

October 13, 2013

[Review] Beautiful Creatures (2013)


Ya ya ya, sudah seringkali kita lihat pengganti saga Twilight menghiasi layar lebar belakangan ini. Entah, sebagian besar gagal di box office dan kurang mendapat perhatian baik dari kalangan kritikus maupun penontonnya. Kali ini Hollywood mencoba untuk menggantungkan nasibnya pada Beautiful Creatures yang menawarkan premis tidak jauh berbeda tentang dua sejoli yang sedang jatuh cinta. Sudah barang tentu mereka berada di dunia berbeda. Manusia dan ya, di film ini mereka menyebutnya Caster, semacam penyihir yang mempunyai kekuatan sangat besar. Beautiful Creatures juga diadaptasi dari novel berjudul sama yang juga merupakan bagian pertama dari seri novel Caster Chronicles karya duo penulis asal Amerika Serikat, Kami Garcia dan Margareth Stohl. Saya memposisikan diri sebagai penonton yang netral kala menikmati film ini. Toh saya juga tidak begitu ngefans sekali dengan saga Twilight, jadi jikapun Beautiful Creatures dikatakan ikut-ikutan, tak ada alasan saya bagi saya untuk membenci filmnya. Hanya saja, mari kita lihat bagaimana eksekusinya.

October 10, 2013

[Review] Manusia Setengah Salmon (2013)


"Kalo kita mau pindah ke tempat yang baru kita juga harus siap...
untuk meninggalkan yang lama." - Mama Dika

Sukses dengan Cinta Brontosaurus dan Cinta Dalam Kardus, Raditya Dika kembali hadir dalam film teranyarnya yang juga diadaptasi dari buku yang dia tulis sendiri dengan judul yang sama, Manusia Setengah Salmon. Saya sendiri juga membaca bukunya dan sukses sekali membuat saya terbahak-bahak. Tentu saja, melihat Manusia Setengah Salmon difilmkan, saya begitu antusias. Beda dengan Cinta Brontosaurus yang filmnya bukan berdasarkan isi dari bukunya melainkan kisah perjalanan karir Raditya Dika dengan Cinta Brontosaurusnya. Manusia Setengah Salmon menceritakan isi dari bukunya. Tapi tak usah khawatir, bagi kamu yang belom membaca juga masih bisa menikmatinya kok. Saya sendiri begitu takjub dengan Miko, eh maksud saya Raditya Dika karena hanya selang beberapa bulan saja sudah menayangkan film baru. Hal ini semakin membuktikan kualitas Raditya Dika yang tidak hanya sebagai penulis, creativepreneur, stand up comedian, scriptwriter, tetapi juga penampilan dalam beraktingnya yang semakin meningkat. Jadi apakah penikmat buku Manusia Setengah Salmon seperti saya bisa terhibur dengan filmnya? Mari kita lihat.

October 09, 2013

[Review] Prisoners (2013)


Kehilangan memang sesuatu yang menyakitkan. Bahkan saya yakin hampir semua orang tidak suka dengan perihal kehilangan. Tak ada mimpi buruk yang lebih buruk bagi sepasang orang tua yang kehilangan anaknya. Hal itulah yang menjadi premis dalam Prisoners, sebuah film arahan sang sineas asal Kanada, Denis Villeneuve yang juga berhasil mengantarkan film sebelumnya, Incendies (2010) masuk dalam nominasi Oscar kategori Best Foreign Language. Sayangnya kalah oleh In a Better World-nya Denmark. Memasang dua wajah utama aktor dengan nama besar, Hugh Jackman dan Jake Gyllenhaal serta deretan nama-nama besar lainnya seperti Viola Davis, Terrence Howard, Maria Bello, Melissa Leo, Paul Dano yang turut menghiasi poster filmnya mungkin akan menjadi daya tarik yang kuat. Apalagi saya belom pernah sebelumnya melihat aktor yang kerap sekali dikenal sebagai Wolverine ini memerankan karakter seorang ayah. Yah, menjadi sebuah kesenangan sendiri bagi fans yang ingin melihat Hugh Jackman tampil berbeda.

October 06, 2013

[Review] Gravity (2013)


Musim gugur telah tiba, and you know what? Katakan selamat datang kepada film-film nominasi Oscar yang akan menghiasi layar lebar hingga akhir tahun. Selain Harry Potter: The Prisoner of Azkaban saya belom pernah menonton karya Alfonso Cuaron, bahkan Children of Men yang begitu fenomenal saya belom sempat. Sutradara yang belakangan ini nyaris tak terdengar kabarnya, ternyata menghabiskan sekitar empat setengah tahun untuk menggarap proyek Gravity ini, dua setengah tahunnya untuk setting-nya saja. Dan tentu saja, dengan rentang waktu yang tidak sebentar, juga bongkar pasang jajaran cast berkali-kali, eksekusinya begitu memuaskan dan memang pantas untuk dinominasikan dalam ajang piala botak emas. Siapa sangka, dengan ide dan setting sederhana, pun dengan durasi yang bergulir sekitar satu setengah jam, dan juga hanya menghadirkan dua pemeran utama, bisa menjadi karya yang begitu emosional, indah, dan brilliant. Sepertinya untuk menulis review ini, saya harus berhati-hati agar tidak terlalu meninggikan. Intinya, sebagai pembuka film-film nominasi Oscar, Gravity bisa tampil dengan membusungkan dada.

September 30, 2013

[Reviews] Underworld, Underworld: Evolution, Underworld: Rise of The Lycans, Underworld: Awakening

Jauh, jauh sebelum perselisihan antara Edward Cullen dengan Jacob Black hanya gara-gara merebutkan hati sosok cantik Elizabeth Swan, di Underworld sudah terjadi pertumpahan darah antar Vampir dan Werewolf. Di Underworld, Werewolf sering disebut sebagai Lycans dan juga ada spesies gabungan antara Vampir dan Lycans yang tentu saja lebih kuat dari keduanya, mereka menyebutnya Hybrid. Sosok-sosok monster di Underworld disajikan begitu kelam, tak seperti Vampir yang kelihatannya senang bersolek di Twilight, bangsa Vampir lihai menggunakan senjata dan siap mati untuk bertarung dengan musuh besarnya, Lycans. Pun dengan Lycans, tak seperti sekumpulan manusia yang senang bertelanjang dada di Twilight, bangsa Lycans terlihat sangat mengerikan disini, sosok monster haus darah yang siap mencabik-cabik siapa saja yang menghalangi. Di postingan kali ini saya akan membahas empat film dari franchise Underworld. Jadi terserah kamu, lebih memilih kubu Twilight atau kubu Underworld.

Underworld (2003)


Perang besar antar Vampir dan Lycans sudah terjadi sejak berabad-abad yang lalu dan masih berlangsung hingga saat ini. Pemimpin bangsa Lycans bernama Lucian diketahui sudah tewas karena dibunuh oleh Vampir bernama Kraven yang saat ini berkuasa. Kemudian ada Vampir wanita bernama Selene yang tengah menyelidiki beberapa Lycan yang sedang membututi seorang manusia bernama Michael Corvin. Di tengah penyelidikan, Selene menemukan fakta-fakta mengejutkan bahwa Lucian masih hidup dan ada pengkhianat di dalam bangsa Vampir. Belakangan juga diketahui bahwa Lucian mengincar Michael Corvin karena dalam darahnya mengalir sesuatu yang tak biasa. Sesuai dengan judulnya, selanjutnya Underworld akan berjalan dengan nuansa yang begitu kelam. Film pertama ini cukup berhasil untuk membangun kesan pertama. Kita dihadapkan pada pertarungan epik antar dua legenda monster, meskipun ya dibandingkan saat ini tak ada yang istimewa untuk adegan aksinya. Daya tarik Underworld terlihat pada sosok Kate Beckinsale yang sangat menyatu dengan Selene. Bagaimana sosok Vampir wanita yang tetap kelihatan anggun meskipun sering terkena cipratan darah. Hanya saja karakter yang lain tak bisa berkembang dan plot yang diusung kelihatan terburu-buru demi menyelesaikan semua permasalahan yang sudah terjadi. Ada bagian disana-sini yang cukup mengganjal dan terlihat dipaksakan, durasi yang panjang dan konflik yang meluas membuat penonton sedikit terengah-engah di pertengahan film. 

September 26, 2013

[Review] Insidious: Chapter 2 (2013)


Saya termasuk orang baru kalo berbicara mengenai film horror. Saya sering menekankan pada diri saya sendiri bahwa sebenarnya saya itu takut kalo diajak menonton film horror. Alasan saya mengiyakan ajakan itu sebenarnya terdorong dari rasa penasaran. Ya betul, penasaran saya yang teramat besar seringkali mengalahkan rasa ketakutan saya. Sepanjang tahun 2013 ini bisa dihitung film-film horror yang saya tonton, sebut itu Sinister (2012), Evil Dead (2013), dan The Conjuring (2013). Jadi Insidious: Chapter 2 bisa menambah list film horror yang saya tonton tahun 2013. Bagi saya, Insidious merupakan film horror dengan konsep unik dan ditutup dengan ending epic yang masih menyisakan tanda tanya besar, sudah cukup untuk tidak dilanjutkan sekuelnya. Insidious: Chapter 2 adalah salah satu dari sekian film Hollywood yang dibuat sekuelnya demi mengulangi kesuksesan film pertamanya, atau bahasa kasarnya untuk mengeruk keuntungan semata. Kali ini selain duduk di kursi sutradara, James Wan juga turut andil dalam penulisan naskah bersama squad film pertamanya, Leigh Whannell yang berhasil membuat cerita menarik di Insidious.

September 16, 2013

[Review] Before Midnight (2013)


Kamu pernah merasa jatuh cinta dengan film? Panggil saya lebay, saya pernah, bahkan ini kali ketiganya. Saya pernah menulis sedikit tentang Before Midnight terkait dengan dua film prekuelnya di Before Midnight Masuk Daftar Wajib Tonton. Dua film pendahulunya yang bertajuk Before Sunrise (1995) dan Before Sunset (2004) sukses membuat saya mengagung-agungkan setinggi langit. Trilogi film ini bukan film semua orang, maksud saya tidak semua orang suka dan bisa menikmatinya. Selain masalah selera, film drama romantis ini mempunyai formula yang sedikit berbeda dari kebanyakan film dengan genre serupa. Saya harus angkat topi kepada sang sineas di baliknya, Richard Linklater yang telah memperkenalkan pasangan paling romantis, Jesse dan Celine melalui trilogi Before-nya. Kali ini, pasangan di balik karakter Jesse dan Celine, yakni Ethan Hawke dan Julie Delphy turut andil dalam penulisan naskah. Wow! Tentu saja hal ini merupakan kabar gembira bagi fans yang sudah menanti selama 9 tahun sejak Before Sunset.

September 14, 2013

[Review] The Croods (2013)


Film animasi buatan salah satu studio animasi terbesar di Hollywood ini akan membawa kita menyusuri keindahan kehidupan jaman prasejarah. Kali ini tokoh utamanya bukan hewan-hewan purba yang bisa berbicara tetapi sebuah keluarga manusia gua. Bisa berbicara juga? Ya iya, namanya juga film kalo mereka gak bisa berbicara masak iya sepanjang film pake bahasa tubuh. Atau malah bahasa purba? "HO HAH HO HAH" Yakali, kasian ntar yang bikin subtitlenya. Jika sebelumnya kamu mengingat serial animasi yang bercerita tentang manusia gua melalui The Flinstones, The Croods merupakan sajian yang lebih berwarna dan menyenangkan. Dan juga faktanya, film ini merupakan film animasi terlaris tahun 2013 sementara ini mengungguli Despicable Me 2 dan Monsters University dengan perolehan pendapatan kira-kira 581 juta dollar. Dibawah naungan duo sutradara, Kirk DeMicco dan Chris Sanders (How to Train Your Dragon) melalui The Croods, DreamWorks mampu menunjukkan kepada rival besar mereka, Pixar bahwa kualitas yang mereka sajikan akan terus membaik.

September 12, 2013

[Review] Pain & Gain (2013)


Michael Bay dan Mark Wahlberg? Bukan bukan ini bukan Transformers 4. Melainkan sebuah film komedi kriminal yang berdasarkan kisah nyata. Sepertinya Bay terlalu fokus kepada proyek film alien robot katimbang film ini. Nyatanya, promosinya pun tidak begitu besar. Letak jualan utamanya mungkin juga terletak pada tiga orang bertubuh kekar dalam poster tersebut. Bahkan katanya, dengan budget sebesar 26 juta dollar, film ini termasuk film yang paling murah nomor dua garapan Bay setelah film komedi sebelumnya yang merupakan debut penyutradaraan Bay yakni Bad Boys yang hanya 19 juta dollar. Jadi jangan terlalu berharap banyak apa-apa pada film ini. Jangan mengharapkan pesan moral atau apapun meskipun menampilkan slogan 'This is A True Story'. Cukup nikmati saja filmnya dan jika kamu belom menonton film-film Bay sebelumnya selain franchise Transformers, siap-siap merasakan sensai yang beda dari seorang Bay.

September 11, 2013

[Review] Kick-Ass 2 (2013)


Tiga tahun lalu, kita mengenal Kick-Ass sebagai superhero remaja yang sok-sokan. Tak perlu digigit laba-laba atau terkena radiasi untuk menjadi superhero, Kick-Ass hanya butuh kostum dan modal nekat untuk membasmi kejahatan. Diadaptasi dari komik karya Mark Millar berjudul sama, Matthew Vaughn mampu membuat Kick-Ass mendapat respon positif dari penonton. Kalo boleh jujur saya sih sebenernya agak sebel kalo sebuah film sekuel dari pendahulunya yang sudah sukses disutradari oleh sutradara yang berbeda. Bagi saya, ciri khas yang sepertinya sudah melekat di film pertamanya sedikit berkurang. Tapi mau gimana lagi, kali ini tongkat estafet penyutradaraan dipegang oleh Jeff Wadlow yang juga didapuk sebagai penulis naskahnya. Saya sebenarnya sedikit ragu untuk menonton Kick-Ass 2 di bioskop dan memilih untuk menunggu download-nya saja setelah membaca review-review dari beberapa rekan, tetapi sungguh daya magnet di film ini yang membuat saya teguh untuk tetap menontonnya. Daya magnet? Oh ya tentu saja artis dibalik topeng Hit-Girl. ^^

September 05, 2013

[Review] Jack Reacher (2012)


Kalo melihat judul dengan menggunakan nama orang, dalam hal ini Jack Reacher tentu saja hal yang terlintas di pikiran pertama kali adalah pasti film itu akan bercerita banyak tentang Jack Reacher. Tetapi siapakah Jack Reacher? Dia adalah karakter fiksi yang menjadi tokoh utama dalam 17 novel karya penulis asal Inggris, Lee Child. Sedangkan dalam film ini, diadaptasi dari novel ke-9 yang bertajuk One Shot (2005). Saya sendiri termasuk orang baru dalam novel-novel karya Lee Child, jadi jika kamu seperti saya tidak usah mengharapkan ekspetasi apa-apa, cukup duduk diam dan nikmati saja film-nya. Yang menarik disini adalah novel-novel yang diadaptasi bergenre misteri pembunuhan. Seperti Sherlock Holmes dong? Hmm...tidak salah bila dikatakan seperti itu, tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Sepanjang film ini saya lihat, misteri yang diberikan tak serumit Sherlock Holmes. Hanya saja tetap menonjolkan karakter utamanya seperti Sherlock Holmes. Yap, mungkin Jack Reacher bisa menjadi referensi tontonan ketika kamu ingin mencoba film yang sedikit berbau misteri.

September 01, 2013

[Review] Elysium (2013)


Selain sebagai sarana hiburan, sebuah film juga berfungsi sebagai media penyampai pesan. Pesan yang tertuang dalam film biasanya bermacam-macam, seringkalinya lahir dari pemikiran sutradara, baik yang ia alami sendiri ataupun pandangannya terhadap suatu subjek. Persoalan politis adalah salah satu subjek yang sering dikritisi oleh pembuat film dalam filmnya. Neil Blomkamp adalah salah satu sutradara yang memilih melontarkan statement politisnya dengan kemasan yang menghibur sehingga tidak terlalu sulit diterima oleh penonton. Empat tahun silam, Blomkamp memulai debut penyutradaraannya melalui District 9, sebuah film yang mengkritisi politik apartheid di Afrika Selatan dalam balutan science fiction. Melalui film dengan bujet yang tidak terlalu tinggi tersebut, sang sineas mampu menyampaikan kritiknya dengan efekif sekaligus memberi sebuah hiburan yang bermutu bagi penonton. Kini, Neil Blomkamp hadir kembali dengan karya terbarunya, Elysium yang juga berisi tentang persoalan politis.

August 28, 2013

[Review] Seven (1995)


Bosan menonton film yang mendayu-dayu? Juga dengan film ringan yang begitu mudah dilupakan? Mungkin Seven adalah film yang tepat untuk mengisi kebosanan kamu. Film yang cukup membuat kita mengasah otak dan bebas untuk menerka-nerka endingnya. Sineas yang bertanggung jawab di balik film Seven adalah David Fincher. Menurut beberapa artikel yang saya baca, David Fincher sebelumnya tengah depresi karena gagal melanjutkan kesuksesan franchise Alien dengan membuat Alien 3. Bahkan dikabarkan Fincher nyaris putus asa untuk tidak mau membuat film lagi dalam waktu yang lama. Untung Fincher menerima tawaran proyek Seven ini, karena kelihatannya film ini membuka jalan yang cerah bagi Fincher untuk membuat film-film keren semacam Fight Club (1999), Zodiac (2007), The Curious Case of Benjamin Button (2008), The Social Network (2010), sampai The Girl with The Dragon Tattoo (2011).

August 27, 2013

[Review] Percy Jackson: Sea of Monsters (2013)


Butuh waktu tiga tahun untuk melanjutkan sekuel dari film pertamanya, Percy Jackson & The Olympians: The Lightning Thief dengan nahkoda penyutradaraan yang diambil alih oleh Thor Freudenthal - yang namanya kurang begitu dikenal dibandingkan Chris Columbus. Para fans pun pastinya berharap dengan masa produksi yang terbilang cukup, eksekusi film yang diadaptasi dari novel karya Rick Riordan ini akan bisa lebih memuaskan. Apalagi bagi mereka-mereka yang merupakan penikmat novelnya, sudah barang tentu ekspetasi mereka terlalu berlebihan. Saya sendiri termasuk salah satunya. Beban berat memang yang ditanggung oleh pembuat film yang diadaptasi dari novel fiksi fantasi remaja. Film ini pun saya yakin mengalami hal yang serupa, pertama, film seri sebelumnya The Lightning Thief kurang begitu sukses memulai langkah awal sebagai batu loncatan untuk kehadiran sekuelnya. Kedua, dengan alur cerita yang sangat padat dan kompleks dari novelnya, ketika di film pasti akan dipotong disana-sini demi mencukupi durasi.

August 25, 2013

Catatan Nonton's Liebster and Sunshine Award


IT'S TIME TO LIBSTER AWARD. JENG JENG!!! Hmmm........anu sebenarnya saya gak begitu paham dengan Liebster Award sampai saya melihat di blog-nya CineTariz ada nama Catatan Nonton yang masuk list untuk melanjutkan permainan. Yah namanya zaman udah berkembang kan, akhirnya saya googling dong apaan nih Liebster Award segala macam. Ternyata oh ternyata, Liebster Award bukanlah ajang penghargaan untuk suatu kemenangan (yakali formal amat), tetapi lebih ke postingan seru-seruan yang berisi tentang fakta-fakta dan pertanyaan acak yang harus dijawab oleh pemilik blog. Bagi beberapa orang mungkin terkesan gak penting tapi ayolah jangan serius-serius amat sik, ambil sudut pandang lain dong. Dengan Award ini, kamu mungkin bisa dapet rekomendasi blog yang seru. Iye nggak? Yuk ah kita mulai.

August 19, 2013

[Review] The Smurfs 2 (2013)


"It doesn't matter where you came from. What matters is who choose to be." - Papa

Setelah beberapa waktu lalu kita begitu terhibur dengan film sekuel dengan mahkluk kuning kecil menggemaskan ciptaan Illumination Entertainment yakni Minions. Kali ini Columbia Pictures juga menghadirkan film sekuel adaptasi dari komik Belgia yang terkenal, Smurfs. Terlepas dari banyak kritikan yang menimpa film pendahulunya, The Smurfs (2011) sukses di tangga Box Office dan jelas studio produksi mana yang tak tergiur untuk membuat sekuelnya. Masih dengan skuad film pertama dengan Raja Gosnell yang berada di nahkoda penyutradaraan, The Smurfs 2 hadir dengan beberapa tokoh yang baru dan siap meramaikan jajaran film yang tayang di bulan Agustus. Padahal saya sendiri tak terlalu mengharapkan The Smurfs akan dibuat sekuelnya, karena menurut saya film pertama saja sudah cukup tanpa diberi kelanjutan yang memungkinkan akan merusak jalinan ceritanya sendiri. Perlu kerja yang cukup keras bagi Raja Gosnell untuk bisa mengurangi kritikan-kritikan kepada film sekuel ini.

August 14, 2013

Pemenang Kuis Suka Suka

Selang beberapa waktu kemarin saya mengadakan Kuis Suka Suka dan saya sudah memilih orang yang beruntung untuk mendapatkan hadiahnya. Orang yang beruntung tersebut adalah seorang laki-laki bernama Andi Bayu @abe_andibayu. Dari semua comment-comment yang masuk, sudah saya baca semua dan tentunya saya sangat senang karena banyak kritik dan masukan positif untuk Catatan Nonton. Buat yang belum beruntung, doakan saja saya ada niat baik untuk bisa bikin kuis serupa. So, terima kasih buat temen-temen yang sudah ikutan berpartisipasi dan menyempatkan waktunya mengunjungi blog saya. Semoga Catatan Nonton akan semakin baik dan semakin baik lagi. Cheers!

Comment from Andi Bayu:






August 09, 2013

[Review] Miracle in Cell No. 7 (2013)


Melihat poster di atas, tak perlu terlalu lama lagi menebak bahwa film ini berasal dari mana. Wajah-wajah khas Asia sudah terpampang jelas disana. Korea Selatan adalah negara yang tak asing lagi di dunia perfilman. Sudah begitu banyak film-film dengan genre drama komedi hingga drama menye-menye sukses memikat kebanyakan insan perfilman. Bahkan beberapa film pernah dibuat remake oleh Hollywood, salah satunya yang sudah saya tonton adalah My Sassy Girl, yang hasilnya luar biasa jeleknya jika dibandingkan film aslinya. Kita, kebanyakan orang Indonesia jika berbicara mengenai Korea, tak sedikit yang terlintas di benak adalah boyband. Ternyata tak perlu menjual cowok-cowok yang suka bersolek dan good looking untuk memerankan orang-orang di film ini. Justru aktor-aktor dengan wajah pas-pasan ditambah tingkah lakunya yang konyol mampu menambah nilai plus tersendiri. Terlebih jika kamu sudah sering melahap film-film drama komedi Korea, maka Miracle in Cell No. 7 merupakan salah satu film yang wajib tonton.

August 02, 2013

Kuis Suka Suka



Jadi gini, saya ingin bercerita sedikit mengenai blog ini. Awalnya blog ini cuman berisi curhatan saya yang masih alay. Setiap menggalau saya curahkan  ke dalam tulisan dan hasilnya kalimat-kalimat yang tak layak baca. Kemudian ketika blog walking ke beberapa blog pecinta film, saya kok jadi tertarik untuk ikutan membahas film-film berdasarkan sudut pandang saya yang tentunya masih amatir. Mulailah saya mencoba untuk mereview film-film yang saya tonton di bioskop. Eh lama-lama kok jadi ketagihan, yah jadinya lahir deh blog ini. Sejak pertama kali film yang saya review hingga sekarang saya selalu mencoba untuk memberikan yang terbaik. Tujuan saya selain bisa berbagi kepada temen-temen, juga mungkin bisa nambah kenalan yg hobi koleksi film, ya siapa tahu bisa barter kebetulan saya juga koleksi film banyak banget mulai dari film tahun 1939. Nah, meskipun blog ini baru seumur jagung dan saya sangat ingin melihat pendapat temen-temen mengenai blog ini guna menjadi pembelajaran saya ke depannya. Saya ingin memberikan apresiasi kepada temen-temen yang sering berkunjung ke blog saya dengan cara:

Tulis pendapat, masukan, atau kritik dan saran mengenai blog ini. Bisa apapun kok, boleh mengenai design, gaya penulisan,  fitur-fitur baru yang perlu ditambahi, atau apapun lah menurut sudut pandang temen-temen sendiri.

Misal, "Eh kalo ngereview jangan panjang-panjang dong, capek nih yang baca!" atau "Design-nya lebih kreatif dong biar enak dilihat!" bisa juga "Kalo bisa sih ditambahin fitur khusus dong, review bokep gitu!" Oke yang terakhir jangan. :|

Ketentuannya:
  • Bahasanya bebas, boleh kasar, lembut, atau sarkas, yang penting bisa dipahami.
  • Tidak dibatasi kalimatnya, silahkan nulis sebanyak-banyaknya, kalo beruntung bisa jadi novel ntar.
  • Oiya jangan lupa, akhirannya dicantumkan akun twitter dan kota tempat tinggal ya.
  • Kirim ke hawinwidyo@ymail.com

Kuis ditutup hari Selasa, 6 Agustus 2013 dan pemenang diumumkan besoknya hari Rabu, 7 Agustus 2013.

Oiya berhubung saya hanyalah mahasiswa ingusan, jadi yang diambil hanyalah dua orang yang beruntung.
Satu orang yang beruntung pertama mendapatkan paket Official Merchandise Pacific Rim (kaos-nya hanya size XL) seperti gambar diatas dan satu orang yang beruntung kedua (khusus berdomisili Solo) mendapatkan dua tiket premiere Elysium hari Rabu tanggal 21 Agustus 2013 jam-nya kisaran 18.00 - 19.00 sekalian nonton bareng @SoloGoers di XXI Solo Square.

Ditunggu kontribusinya ya temen-temen. ^^

July 30, 2013

[Review] The Conjuring (2013)


"Want to play a game of hide and clap?" - Unknown

"First Clap!" teriak seseorang yang matanya ditutup dengan kain sembari meraba-raba apapun demi menemukan sesuatu. Suara tepukan tangan terdengar dari jauh. Sudah tentu si mata tertutup dengan bermodalkan indra pendengarannya berusaha mendekati sumber suara. "Second Clap!" teriak si mata tertutup kedua kalinya. Terdengar lagi tepukan tangan yang semakin dekat dan yap, si mata tertutup berhasil menemukan si penepuk tangan. Permainan pun berakhir. Sungguh menyenangkan ya dilakukan bersama teman-teman seumuran. Tetapi tunggu dulu, bagaimana jika permainan tersebut dilakukan bersama sesosok yang bahkan tak berwujud? Yap, secuil adegan memorable tersebut akan disajikan dalam film ini, The Conjuring dengan nahkoda penyutradaraan yang dipegang oleh pembuat Insidious, James Wan. Insidious sendiri merupakan film horror old school yang minim adegan gore. Disajikan dengan konsep sederhana dan menggunakan formula yang hampir mirip seperti Insidious, mari kita lihat apakah film yang berdasarkan kejadian nyata ini mampu membuat saya tidak bisa tidur nyenyak malam harinya. 

July 27, 2013

[Review] The Wolverine (2013)


"A lot of people have tried to kill me...and I'm still here." - Logan

Menuai respon negatif dari para kritikus di X-Men Origins: Wolverine karena dinilai scriptnya yang terbilang buruk. Pihak 20th Century Fox masih percaya diri untuk tetap melanjutkan cerita sang mutan pemilik cakar adamantium ke layar lebar. Jelas hal ini merupakan sebuah perjudian besar. Salah satunya adalah harus bersaing dengan film-film unggulan musim panas yang ditayangkan dalam jarak waktu yang berdekatan. Apalagi, beberapa waktu sebelumnya, DC baru saja merilis film superhero andalan mereka; Man of Steel. Masalahnya, apakah sepak terjang Wolverine mampu melibas popularitas sang manusia baja atau bahkan komplotan Jaeger? Tentu saja jawaban dari pertanyaan itu hanya dapat dibuktikan ketika menonton filmnya. Dan juga layaknya proyek film babak kedua pada umumnya, mudah ditebak bahwa ekspetasi yang tinggi juga otomatis disematkan pada film ini. Hal ini sudah barang tentu merupakan tantangan terbesar bagi para pembuat film. Untuk itu, nahkota penyutradaraan yang sebelumnya dipegang Gavin Hood dialihkan ke James Mangold (Knight and Day), dengan harapan mampu memberikan kisah yang baru untuk serigala pemarah ini.

July 20, 2013

[Review] Pacific Rim (2013)


"Today, we are cancelling the apocalypse!" - Marshall Stacker Pentecost

Mungkin kamu sudah terlalu sering mendengar Pacific Rim diagung-agungkan sebagai film terbaik musim panas ini. Semuanya memang tergantung selera, tetapi saya sendiri bisa dikatakan termasuk golongan diatas. Kalo boleh jujur, ketika melihat trailer Pacific Rim yang pertama saja saya sudah sangat antusias. Semakin bertambah kala muncul trailer yang kedua dan ketiga. Saya pikir ini trailer saja udah begitu megah bagaimana filmnya. Saya berani memasang ekspetasi yang tinggi terhadap film ini. Seakan film ini memberikan ruang lagi bagi imajinasi yang sempat ditinggalkan kala masih kecil. Dulu, kita sering disuguhi serial yang bertemakan Robot vs Monster yang memang lebih ke anime atau manga. Sekarang, dengan visual effect yang begitu canggih, Gullermo del Toro siap memberikan karyanya. Guilermo del Toro yang tidak bisa disepelekan begitu saja dalam film-filmnya. Lihat saja, Pan's Labyrinth yang begitu sederhana namun sanggup menyita perhatian penonton dan kritikus.

July 08, 2013

Robot-robot yang Berpengaruh di Filmnya


Selain Man of Steel, Pacific Rim adalah salah satu film di tahun 2013 yang saya tunggu-tunggu. Melihat trailer-nya yang megah dan sinopsisnya yang bercerita tentang Robot raksasa melawan Monster, oh Damn! membuat saya begitu bergairah. Adalah Jaeger, sebutan untuk Robot-robot raksasa di Pacific Rim yang dikendalikan oleh dua pilot. Memang, sebuah film yang diselipkan unsur Robot-nya mempunyai daya tarik sendiri bagi penonton awam. Tak heran sih, jika berbicara tentang robot pasti juga mengandalkan permainan efek visual yang canggih sehingga menghasilkan kualitas film yang jempolan. Selain itu, Robot juga adalah sebuah mahkluk (?) yang mudah dicerna bagi semua kalangan penonton, bahkan dari kecil pun tak sedikit dari kita para cowok yang sering bermain robot-robotan.

July 05, 2013

[Review] Despicable Me 2 (2013)


"Poppadoms."

Minion is back! Tentu saja yang pertama terlintas di pikiran penikmat film jika mendengar kata Despicable Me adalah Minion. Minion, karakter fiksi yang diciptakan oleh Illumination Entertainment ini mampu menarik perhatian saya - atau bahkan kebanyakan orang.  Bentuknya yang kecil, bulat, menggemaskan, berwarna kuning, ditambah tingkah laku yang mampu membuat penonton tertawa. Wuahahaha. Bohong deh kalo sehabis nonton film ini gak terceletuk kalimat,"Ih mau dong punya minion di rumah." Mengingat kesuksesan film pertama yang ditayangkan tiga tahun silam, studio mana yang tidak berniat untuk membuat sekuelnya. Yah walaupun di seri pertama Minion seakan hanya sebatas perkenalan, di film ini tentu kita sudah sangat mengenal jauh sehingga tak perlu diragukan lagi tingkah laku konyol mereka. Dan di Despicable Me 2 ini akan sangat banyak Minion yang meramaikannya.

June 27, 2013

[Review] Monsters University (2013)


"I'm here to make good scarers great, not make mediocre scarers less mediocre."
Dean Hardscrabble

Mika dan Sulley yang terlebih dahulu kita kenal dalam film Monster Inc. Film animasi yang bersetting di dunia Monster, bercerita tentang perusahaan yang mengelola energi dari teriakan anak kecil. Tugas para Monster adalah menakut-nakuti anak-anak kecil tersebut sehingga teriakan mereka bisa disimpan di tabung energi. Meskipun terdengar seram, namun wujud monster yang ada justru lucu dan menggemaskan. Adalah Sulley, seorang(?) monster yang mempunyai prestasi bagus dalam hal menakut-nakuti. Bersama rekannya Mike, keduanya merupakan pasangan sulit dikalahkan untuk mengincar peringkat tertinggi di Monster Inc. Kali ini di Monsters University yang merupakan prekuel-nya, mereka hadir kembali sebagai seorang mahasiswa(?). Bagi saya dan mereka yang lahir tahun 90an yang sangat terhibur dengan Monster Inc -- yang tayang 12 tahun yang lalu -- film ini mungkin merupakan rasa rindu untuk melihat monster-monster kocak kembali beraksi. Bagi saya, Monster Inc sendiri sudah sangat begitu bagus dan hmm tentu saja harapan saya Monster University akan bisa lebih menghibur dari pendahulunya.

June 20, 2013

[Review] World War Z (2013)


Siapapun yang pertama kali melihat judulnya pasti akan berpikiran ini adalah film mengenai perang. Tetapi perlu diperhatikan ada embel-embel Z di akhirnya. Musuh perang kali ini lumayan mengerikan, bukan melawan Korea Utara, atau Rusia tetapi zombie. Lalu, apa yang sulit melawan zombie dengan cara berjalannya yang begitu lambat dan juga agak bodoh. Jika kamu berpikiran seperti itu, maka Marc Forster selaku sutradara akan menertawaimu. zombie kali ini berbeda dengan yang sudah-sudah, tidak-tidak, ini bukan lagi tentang zombie yang bisa jatuh cinta seperti Warm Bodies, dan bukan zombie yang dipoles secara komedi seperti Shaun of The Dead, ini jauh lebih mengerikan yang pernah kamu bayangkan. Saya termasuk orang yang jarang menonton film zombie dan begitu menontonnya saya sangat menikmati, sepertinya film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Max Brooks, juga penulis The Zombie Survival Guide - yang sayangnya saya belom membacanya - sangat bisa memuaskan mereka yang begitu freak dengan zombie.

June 18, 2013

[Review] Man of Steel (2013)


"My father believed that if the world found out who I really was, they'd reject me...out of fear.
He was convinced that the world wasn't ready. What do you think? - Clark Kent

Jadi siapa yang tidak tahu tentang Superman? Superhero paling familiar sepanjang sejarah perfilman. Setelah hampir errr...kira-kira enam tahun silam Superman tampil di layar lebar dengan tajuk Superman Returns arahan Bryan Singer, kali ini di tahun 2013 di-reboot oleh Zack Snyder dengan judul yang sama sekali tidak menggunakan kata Superman yakni Man of Steel. Saya masih ingat betul ketika kira-kira akhir tahun 2012, Warner Bros memunculkan teaser trailer pertama Man of Steel yang menampilkan Clark Kent dengan jambang tebal berdiri di pinggir jalan sembari meminta tumpangan truk yang lewat. Dengan iringan musik yang terdengar kelam, saya langsung googling siapa-siapa saja yang berada di balik layar. Mata saya langsung tertuju kepada dua sineas, Christopher Nolan dan David S. Goyer yang berhasil menunjukkan kemegahan The Dark Knight Trilogy. Dari situlah ekspetasi saya terlampau jauh mengenai Superman versi Nolan, tetapi begitu melihat Zack Snyder yang duduk di kursi sutradara sepertinya ini akan jadi kolaborasi yang menjanjikan.

June 16, 2013

[Review] Cinta Dalam Kardus (2013)


"I love you just the way you are." - Miko

Kira-kira sebulan lalu Raditya Dika sukses menghibur saya habis-habisan di Cinta Brontosaurus nya kali ini dia hadir kembali dalam film yang juga mengusung tema serupa tentang percintaan yakni Cinta Dalam Kardus. Masih dengan Raditya Dika sendiri yang memerankan tokoh utama, begitupun juga dengan penulisan naskah yang dibantu oleh Salman Aristo yang membuat ketertarikan menonton film ini menjadi besar. Trailer yang menjanjikan dan jadwal yang release mendekati film mahadewa macam Man of Steel, seakan membuktikan bahwa film Indonesia mampu bersaing. Saya percaya bahwa setiap apa yang Raditya Dika berikan melalui karyanya, pasti selalu ada hal yang unik di dalamnya. Itulah yang membuat saya untuk mendahulukan menonton Cinta Dalam Kardus katimbang Man of Steel.

June 07, 2013

[Review] After Earth (2013)


"Fear is not real. It is a product of thoughts you create. Do not misunderstand me.
Danger is very real. But fear is a choice." - Cypher Raige

Sebelum film ini release banyak sekali saya lihat banyak orang yang meremehkan. Tentu semuanya tertuju pada satu nama, M. Night Shyamalan. Jujur sih, karya-karya sang sineas yang sudah saya lihat baru The Happening; yang menurut saya cukup bagus dengan premis yang unik, dan The Last Airbender; yang mmmmm...menurut saya sangat sangat parah, setiap adegan pun terasa boring. Namun nyatanya sang sineas juga pernah membuat karya masterpiece lewat The Sixt Sense, Unbreakable, dan Signs (yang sangat disesalkan saya sendiri belom sempat melihatnya). Jadi, saya hanya bisa berpikiran positif dengan memaafkan M. Night Shyamalan dalam The Last Airbender-nya dan daya tarik utama saya menonton After Earth cuman melihat duet ayah-anak Will-Jaden Smith yang sebelumnya tampil mengagumkan dalam The Pursuit of Happyness. Lalu apakah sang sineas sanggup untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi?

May 25, 2013

Before Midnight Masuk Daftar Wajib Tonton


Melihat sekilas gambar di atas, terlihat sepasang manusia sedang duduk bersama sembari menikmati indahnya malam hari di tepi pantai tak perlu berpikir terlalu lama untuk mengetahui genre apa yang diangkat dalam film tersebut. Yap. Drama adalah  genre umum yang seringkali menghiasi dunia perfilman. Tetapi yang jadi masalah adalah  bagaimana membuat film drama yang menarik sehingga mengurangi resiko kekantukan terhadap penonton. Saya akui sih semuanya kembali kepada selera masing-masing dan saya cukup yakin juga tulisan-tulisan di post ini agak terkesan subjektif. Setidaknya saya hanya ingin membagi pendapat saya mengenai sebuah sekuel dari salah dua film drama favorit yang menimbulkan kesan tersendiri pada diri saya. Bukan, bukan tentang perasaan pribadi atau kalo anak-anak muda zaman sekarang bilang, "Itu film gue banget deh!" tetapi lebih pendalaman karakter, alur cerita yang berjalan, klimaks yang terjadi, dialog antar tokoh yang begitu dalam, dan tentu saja peran dari jajaran cast yang mengagumkan. Maka sebelum saya terlalu banyak mengagung-agungkan Before Midnight, saya akan mengajak kamu untuk melihat dua film prekuelnya.

May 24, 2013

[Review] Evil Dead (2013)


"Film'e bajingan!" - Hawin, Penonton

Maafkan saya karena terlalu kasar mengumpat. Kalo harus jujur, saya bukan tipe orang yang hobi meluangkan waktu demi menonton film-film dengan adegan sadis, brutal, dan penuh pemotongan tubuh. Yang membuat saya akhirnya menonton Evil Dead adalah hanya karena rasa penasaran. Ya, rasa penasaran saya begitu besar hingga mengalahkan rasa ketakutan saya. Terakhir saya nonton film dengan genre seperti ini, waktu Final Destination 5. Tertawakan saja saya kalo menurut kamu film itu biasa saja yang cukup membuat badan saya merasa gak enak. Kamu juga tak perlu terlalu lama menebak lagi kalo saya belum pernah melihat Evil Dead versi sebelumnya, sebuah mahakarya Sam Raimi. Menurut kebanyakan orang  sih masuk dalam list film horor remake terbaik. Oiya saya hampir lupa bilang ketika nonton film ini dibelakang saya ada bocah berumur kira-kira 5 tahun beserta ibunda tercintanya juga tengah menikmati(?) film ini.

May 23, 2013

[Review] Fast & Furious 6 (2013)


"I need your help, Dom. I need your team." - Hobbs

Sepertinya saya harus berduka kepada Moscow, Februari lalu kota di Rusia tersebut diacak-acak oleh John McClane dengan segala ledakan bom dan adu tembak sana-sini, kali ini giliran Dom Toretto beserta team-nya dengan kejar-kejaran mobil. Meskipun sudah memasuki seri ke-enam sepertinya antusias penonton untuk melihatnya cukup besar. Faktor utamanya mungkin karena ingin melihat sosok Joe Taslim yang turut mengambil peran dalam film ini. Tetapi buat fans yang setia mengikuti Fast & Furious sejak film pertamanya tentu juga tak begitu saja melewatkan film ini.

May 20, 2013

[Review] Hansel & Gretel: Witch Hunters (2013)


"Some people will say that not all witches are evil, that their power could be used
for good. I say burn them all!" - Hansel

Hansel dan Gretel. Kisah anak kecil berasal dari Jerman yang mendunia. Tak perlu bingung melihat posternya, dua orang tersebut adalah Hansel dan Gretel yang sudah dewasa. Ya, di film ini hanya sekilas saja memperlihatkan Hansel dan Gretel yang imut, lucu, dan masih lugu. Dengan melihat posternya saja yang diberi sub judul Witch Hunters tak perlu berpikir lama lagi kemana arah film ini berjalan. Hal itu pun juga didukung dengan senjata yang mereka todongkan. Memang terlihat menarik dan sedikit membuat penasaran, jadi mari kita lihat seberapa besar film ini bisa menghibur.

May 16, 2013

[Review] Star Trek: Into Darkness (2013)


"Darkness is coming." - John Harrison

Sebelumnya saya harus bilang bahwa saya bukanlah penggemar fanatik Star Trek atau biasa yang disebut Trekkie. Bahkan film pertamanya - ya, ini merupakan film sekuel dari Star Trek (2009) - saya belom sempat nonton. Dan lagi-lagi saya baru tahu kalau Star Trek dulu sempat menghiasi layar televisi di rumah-rumah kita pada era 70 -80'an. Bisa dibilang saya adalah anak baru dari Star Trek beserta universe-nya. Lalu apa yang membuat film ini menarik minat saya untuk menonton? Selain trailer-nya yang begitu megah sehingga menghipnotis saya untuk menyisihkan beberapa lembar demi membeli tiketnya juga karena J.J Abrams. Sineas yang katanya juga berkeinginan membuat seri Star Wars ke-7. (Wow!)

May 09, 2013

[Review] Cinta Brontosaurus (2013)


"Emang kalo sayang butuh alesan, bang?" - Edgar

Siapapun yang tinggal di Indonesia tentu saja juga berharap kalo film-film Indonesia di pemutaran pertamanya membludak seperti halnya Cinta Brontosaurus. Bayangkan saja, saya hampir kehabisan tiket untuk menonton film ini meskipun akhirnya saya dapat untuk jam tayang paling malam. Tidak heran lagi memang, Raditya Dika dengan segala pesona komedinya mampu membuat kebanyakan orang untuk ikut berjuang di pertunjukkan premierenya. Mungkin semacam film inilah yang dicari-cari oleh kebanyakan orang Indonesia. Sebuah film yang tidak terkesan menggurui, tidak terlalu over drama, dan tentu saja tidak menampilkan adegan-adegan panas. Film yang sederhana bercerita tentang kehidupan sehari-sehari yang mungkin kita sering jumpai yang berbalut komedi segar ala anak-anak muda.

April 30, 2013

[Face2Face] Dumbledore vs Gandalf

Rasa-rasanya terkesan hambar jika blog ini hanya berfokus kepada review film saja. So, I have idea for give the blog a movie feature. Saya terinspirasi dari sebuah artikel di suatu majalah film yang membandingkan dua item dari sebuah film yang sama-sama kuat atau bisa dibilang berpengaruh kepada film tersebut. Poin untuk membandingkan dua item tersebut bisa berasal dari mana saja, tergantung saya bisa mendapatkan sumbernya. Jadi yang perlu diingat disini adalah penilaian setiap poin berasal dari saya, mungkin berkesan subjektif namun tujuan saya untuk memberikan referensi bacaan. Saya memberi nama label blog ini dengan Face2Face. Pembahasan pertama dalam label Face2Face adalah Dumbledore vs Gandalf.


Karakter penyihir memang selalu laris menjadi karakter utama sebuah film. Tak terhitung sampai sekarang banyak sekali tokoh fiksi penyihir yang selalu menghiasi perfilman Hollywood. Sebut saja beberapa diantaranya Dumbledore dan Gandalf. Bagi para penggemar film, tentu saja tak memerlukan waktu banyak untuk mengetahui keduanya. Kedua penyihir besar tersebut mempunyai banyak fans di kubunya masing-masing dan juga keduanya adalah karakter protagonis yang mempunyai peranan sangat penting di masing-masing film-nya. Dumbledore di saga Harry Potter dan Gandalf di saga The Lord of The Rings dan yang terbaru adalah The Hobbit.

April 26, 2013

[Review] Iron Man 3 (2013)


"You can take away my suits, you can take away my home, but there's one thing you can never take away from me: I'am Iron Man." - Tony Stark

Salah satu film yang bagi kebanyakan orang merupakan film-wajib-tonton-musim-panas. Ya, Iron Man adalah karakter fiksi ciptaan salah satu industri komik besar yaitu Marvel yang kemunculannya sejak 2008 lalu di layar lebar mampu mempesona semua kalangan. Tongkat estafet penyutradaraan Iron Man 3 diambil alih oleh Shane Black, sutradara Kiss Kiss Bang Bang menggantikan sutradara Jhon Favreu yang tampaknya memilih untuk mengambil bagian di kursi eksekutif produser dan melanjutkan perannya sebagai Happy Hogan. Tidak hanya itu, Shane Black selain sebagai sutradara juga ikut dalam penulisan naskah bersama Drew Pearce. Tugas berat memang bagi seorang Shane Black untuk melanjutkan warisan Jhon Favreu di film Iron Man pendahulunya yang tentu saja mampu membuat seorang Tony Stark sebagai Iron Man berjaya hingga sekarang dan tak sedikit juga bagi mereka yang bakal membanding-bandingkan   kedua khas gaya penyutradaraannya, tetapi jika kita bisa berpikiran terbuka lupakanlah hal-hal tersebut dan mari kita duduk diam sembari menikmati Iron Man 3, yang kabarnya merupakan penutup dari trilogi Iron Man.

April 20, 2013

[Review] Sinister (2012)



Siapa yang tidak tertarik melihat posternya yang bertuliskan tepat di tengah atas "From The Producer of Paranormal Activity and Insidious". Dari tulisan tersebut saja sudah menarik minat penonton untuk mencoba tontonan horror yang disebut-sebut sebagai Insidious-nya 2012. Saya termasuk orang yang jarang melihat film horror. Bukan...bukan karena saya takut cuman temen-temen saya yang takut kalo saya ajak nonton film horror. Sendirian? Oh tidak terima kasih. Insidious bagi saya tidak terlalu menyeramkan. Terdengar skeptis memang bagi seseorang amatir yang jarang melihat film horror namun hal itulah yang saya rasakan. Tentu saja kita tidak bisa langsung melewatkan begitu saja Sinister. Faktanya film ini merupakan cerita dengan pengembangan orisinil yang ditulis sendiri oleh Scott Derrickson (The Exorcism of Emily Rose, The Day the Earth Stood Still) dan C. Robert Cargill. Sangat menarik disamping belakangan ini kita disuguhi oleh film-film horror remake.

April 16, 2013

[Review] Oblivion (2013)


"If we have souls, they're made of the love we share. Undimmed by time, unbound by death." - Jack Harper

Ketika saya googling artikel mengenai Oblivion, saya menemukan fakta bahwa film ini berdasarkan novel grafis ciptaan Joseph Kosinski dan Arvid Nelson yang berjudul sama dan belum diterbitkan. Beruntung sekali yang menangani bagian sutradara adalah pembuat novelnya sendiri. Sebagai amatir, tentu kita bisa melihat bakal ada kecocokan antara keduanya. Tak hanya itu, para petinggi Universal Pictures memberikan dana untuk proyek film ini kurang lebih 120 Juta Dollar. Bahkan untuk mendapatkan landscape yang indah sang sineas juga bersusah payah untuk memboyong semua kru dan pemain ke Islandia. Tentu saja Islandia sering menjadi incaran para filmaker yang mempunyai ide film yang bersetting 'bukan di Bumi' -- sebut saja Prometheus. Satu lagi fakta yang membuat saya begitu antusias untuk tidak melewatkan ini ketika naskah final yang ditulis ulang oleh Michael Arndt disebut-sebut oleh pihak Universal Studio sebagai ".....naskah terindah yang pernah kami miliki."

April 14, 2013

[Review] Finding Srimulat (2013)


"Srimulat itu seperti Komodo. Yang pertama karena cuman ada di Indonesia. Yang kedua karena memang perlu dilestarikan. Yang ketiga jika Komodo berpotensi menjadi salah satu dari keajaiban dunia, Srimulat bisa menjadi keajaiban di Indonesia." - Adika

Jujur. Saya tidak terlalu mengharapkan apa-apa dari film ini. Saya hanya ingin melihat lagi grup lawak legendaris Indonesia yang berasal dari kota kelahiran saya, Solo. Beruntung saya lahir di keluarga yang notabene penggemar Srimulat sehingga saya bisa mendengarkan cerita-cerita yang menyenangkan dari orang tua. Saking ngefans-nya dengan Srimulat, nama belakang Ibu saya disisipi dengan kata 'Srimulat' oleh almarhumah nenek saya. Sebelumnya saya kurang begitu paham tentang kronologis perjalanan Srimulat yang berpindah-pindah dari panggung satu ke panggung lainnya, dari satu kota ke kota lainnya dengan tujuan menghibur masyarakat hingga akhirnya mencapai masa kejayaannya. Saya hanya paham bahwa saya sempat merasa kehilangan ketika grup lawak ini vakum dari panggung hiburan. Jika kamu merasa sama seperti saya tak perlu kuatir, di akhir film ini akan disuguhkan beberapa foto untuk mengenang nama-nama besar yang pernah membesarkan Srimulat.