February 25, 2013

[Review] Rectoverso (2013)



Director : Marcella Zalianty, Happy Salma, Olga Lydia, Cathy Saron, Rachel Maryam
Starring : Lukman Sardi, Prisia Nasution, Dewi Irawan, Asmirandah, Dwi Sasono, Acha Septriasa, Indra Birowo, Fauzi Baadila, Rangga Joenod, Hamish Daud, Tio Pakusadewo, Sophia Latjuba, Yama Carlos, etc.

"Abang mencintai kamu bukan hanya dengan hati, tapi dengan jiwa." - Bunda

Saya baru sempat untuk menulis sekarang yang padahal saya sudah menontonnya seminggu yang lalu. Yah, daripada tidak sama sekali bukan? Sebelumnya saya mereview kumpulan cerpen-nya sekarang saatnya saya mereview adaptasi dari karya Dee Lestari. Film ini berkonsep omnibus yaitu sebuah film yang berisi beberapa judul yang berbeda, judul yang satu dengan yang lainnya tentu saja tidak mempunyai benang merah hanya saja sama dalam hal tema. Dalam film ini, sesuai dengan judulnya Rectoverso: Cinta yang Tak Terucap mempunyai tema tentang cinta yang tidak mampu untuk diucapkan. Film ini hanya mengambil lima judul saja dari kumpulan cerpen Rectoverso yaitu Malaikat Juga Tahu, Firasat, Curhat Buat Sahabat, Cicak di Dinding, dan Hanya Isyarat.

Mengangkat cerita film yang diadaptasi dari buku entah itu kumpulan cerpen atau novel tentu bukanlah hal yang sangat mudah. Tentu saja, ada beberapa hal yang dihilangkan atau ditambahi demi kebutuhan film. Review kali ini berdasarkan sudut pandang saya yang sudah membaca bukunya. Jadi agar bisa terlihat jelas bagaimana perbedaan antara film dengan bukunya. Sebelum mereview, alangkah baiknya saya memberi tahu sinopsis dari masing-masing cerita Rectoverso.

Film ini dimulai dengan segmen Malaikat Juga Tahu (disutradarai oleh Marcella Zalianty) yang bercerita tentang Abang (Lukman Sardi) seorang penyandang autisme yang jatuh cinta kepada perempuan penghuni kos di rumah Bunda (Ibu Abang) yaitu Leia (Prisia Nasution). Setiap malam Abang dan Leia duduk bersama di halaman sembari melihat bintang. Namun semuanya menjadi rumit ketika Hans (Marcel Domits) yaitu adik abang, ternyata juga mencintai Leia.

Beralih ke segmen berikutnya, yaitu Firasat (disutradarai oleh Rachel Maryam). Seorang Senja (Asmirandah) bergabung dalam klub Firasat. Sebuah klub yang setiap minggu anggotanya berkumpul untuk bertukar cerita mengenai firasat mereka. Senja bergabung dengan klub tersebut karena kerap mendapat firasat setiap kali ditinggal orang terdekatnya. Ketika Senja menaruh hati dengan Panca (Dwi Sasono), ketua Klub tersebut. Senja mendapat firasat tentang dia yang sekali lagi akan mengalami kehilangan.

Segmen berikutnya, Cicak di Dinding (disutradarai oleh Cathy Saron) membawa kita untuk melihat seorang Taja (Yama Carlos) yang bertemu dengan Saras (Sophia Latjuba) di sebuah bar pada suatu malam. Setelah berkenalan, hubungan mereka berlanjut ke arah seksual. Tapi mereka berkeyakinan bahwa mereka hanya sekedar berteman. Lalu tiba-tiba Saras menghilang tanpa pernah memberi kabar kepada Taja hingga suatu hari enam tahun kemudian di sebuah pameran lukisan, mereka dipertemukan kembali dalam sebuah kisah yang mengejutkan.

Curhat buat Sahabat (disutradarai oleh Olga Lydia) menjadi segmen ke-empat dalam film ini. Reggie (Indra Birowo) begitu setia mendengarkan curhatan Amanda (Acha Septriasa) tentang semua mantan-mantan kekasihnya. Bahkan mereka mengenang disaat Amanda sakit dan dia sangat sedih karena tidak ada seorang pun yang peduli kepadanya. Namun, Amanda tak pernah menyadari bahwa seseorang yang dia butuhkan selama ini sudah berada di depan matanya, yaitu sahabatnya sendiri, Reggie.

Segmen terakhir adalah Hanya Isyarat (Happy Salma). Bercerita tentang lima orang backpacker yang mengadakan pertemuan. Diam-diam Al (Amanda Soekasah) jatuh cinta pada salah satu backpacker tadi, Raga (Hamish Daud). Al selalu mengagumi Raga dari ekjauhan, lewat siluet punggungnya saja. Lewat permainan ldi sebuah kafe tentang adu cerita yang paling sedih, Al keluar sebagai pemenang tanpa pernah mengungkapkan perasannya kepada Raga.

Saya sangat penasaran akan film ini dikarenakan melihat jajaran sutradar yang begitu muda, perempuan semua, dan pendatang baru. Namun film ini tidak sepenuhnya mengecewakan. Saya sangat suka dengan segmen Malaikat Juga Tahu. Benar, sebuah kisah yang unik. Tak terpikirkan oleh saya bagaimana seorang autisme jatuh cinta. Ditambah dengan akting Lukman Sardi yang membuat terenyuh penonton. Puncak konflik hingga ending yang sangat pas dengan alunan musik Malaikat Juga Tahu yang dibawakan oleh Glenn Fredly semakin membuat hati merasa jleb. Persis dengan apa yang saya bayangkan ketika membaca bukunya. Lalu ada Firasat, merupakan segmen yang paling lemah diantara semuanya. Rachel Maryam sempat mengakui bahwa dia akan sedikit keluar cerita dengan yang ada di bukunya, namun justru menjadi boomerang. Cerita yang begitu datar dan saya sempat tidak sabar untuk menunggu konflik yang terjadi. Bahkan akting Asmirandah dan Dwi Sasono pun tak begitu mengangkat untuk cerita ini menurut saya. Kesan yang tragis dalam bukunya terasa menghilang ketika disajikan dalam film ini malah yang ada hanyalah ending yang dipaksakan.

Lalu berlanjut ke Cicak di Dinding, segmen yang paling berani dalam film ini karena menyinggung hal-hal tentang nafsu dan seks. Meskipun Sophia Latjuba terlihat sudah dimakan usia namun hal itu tidak menjadi masalah kala dipasangkan dengan Yama Carlos. Dimulai dengan adegan panas dan diakhiri dengan ending yang manis. Kemudian ada Curhat Buat Sahabat, yang mewakili mungkin kebanyakan remaja di dunia. Seseorang yang menaruh hati kepada sahabatnya tanpa pernah disadari oleh sahabatnya tersebut. Dialog yang dikolaborasikan akting oleh Acha Septriasa terlihat begitu cantik dengan lawan mainnya Indra Birowo yang berakting sebagai seorang pendengar setia. Awalnya saya kurang greget melihat akting Indra Birowo yang hanya diam saja, namun menjelang akhir baru mengena. Terakhir ada Hanya Isyarat, alur cerita dengan durasi paling pendek dan begitu sederhana. Tanpa adegan akting yang menonjol namun sangat mengena ketika seorang Amanda Soekasah mengungkapkan dialog filosofis dalam permainan di kafe. Mood saya tergerak di kala mendengarkan dialog tersebut. Meskipun saya sudah tahu dialognya seperti dibuku, tapi tentu saja ketika difilmkan hal-hal kecil seperti itu saja bisa begitu indah.

Secara keseluruhan film ini memang film ringan yang sangat menghibur. Bagi yang sudah membaca bukunya, siap-siap saja akan dikejutkan oleh pematahan ekspetasi kalian. Bagi beberapa orang film ini memang menimbulkan kesan yang mendalam tapi bagi beberapa lagi mungkin hanya sebatas angin lalu. Tapi semoga ini menjadikan awal yang baik bagi perfilman Indonesia di tahun ini.



February 16, 2013

[Review] Kumpulan Cerpen : Rectoverso


Judul : Rectoverso
Penulis : Dewi Lestari
Terbit : (Cover Baru) Februari 2013
Tebal : 143 Halaman
Penerbit : Goodfaith Production

Saya termasuk sebagian kecil orang-orang yang terlambat mengenal karya-karya Dewi Lestari. Pertama kali saya mengikuti karyanya ketika tahun lalu heboh film Perahu Kertas. Waktu itu saya juga belum membaca novel-nya karena dipikir-pikir untuk menonton film-nya terlebih dahulu. Bahkan setelah menonton film Perahu Kertas 1 dan 2, pendapat saya pribadi yang belum membaca novelnya film tersebut tidak jelek namun juga tidak begitu awesome. Namun pendapat teman-teman saya yang sudah membaca novelnya terlebih dahulu sebelum menonton filmnya sangat jauh diluar ekspetasi. "Lebih bagus novelnya!" kata temen-temen saya.

Januari lalu, salah satu fakultas di kampus saya (UNS) mengadakan workshop tentang film Rectoverso. Yakni dengan menghadirkan tiga orang dari lima sutradara yang membuat film rectoverso yaitu Marcella Zalianty, Olga Lydia, dan Rachel Maryam. Setelah mengobrol dan sesi tanya jawab panjang lebar akhirnya saya begitu tertarik dan antusias terhadap film ini. Belajar dari Perahu Kertas, saya mencoba untuk membaca  cerpennya terlebih dahulu.

Rectoverso berisi 11 cerita pendek dengan masing-masing cerita pendek dibekali dengan lirik lagu. Jadi Rectoverso merupakan karya hibrida antara visual dan audio. Unik memang, karena saya baru pertama kali merasakan karya hibrida seperti ini. Mungkin sedikit bingung kenapa judulnya Rectoverso. Well, setelah kalian membeli kumpulan cerpen ini sebelum memasuki cerita pendek pertama pembaca akan menemukan jawabannya di pengantar dengan judul "Kisah Makhluk Hibrida Bernama Rectoverso". Cerita-cerita pendek dalam Rectoverso mempunyai judul yang simpel: Curhat Buat Sahabat, Malaikat Juga Tahu, Selamat Ulang Tahun, Aku Ada, Hanya Isyarat, Peluk, Grow a Day Older, Cicak di Dinding, Firasat, Tidur, dan Back to Heaven's Light. Sebagai catatan, Grow a Day Older dan Back to Heaven's Light dikemas dalam bahasa Inggris.

Ketika saya mulai membaca cerpen pertama saya langsung menyadari bahwa ini cerita pendek yang ringan dan sangat menghibur. Alur ceritanya sederhana. Dialog-dialog dalam cerita ini juga sangat mudah dinikmati. Jujur, saya membacanya tanpa mendengarkan lagu-lagunyanya dikarenakan dijual terpisah dengan CD lagunya. Namun ini saja sudah lebih dari cukup bagi saya. Begitupun juga dengan cerita pendek berikutnya. Gaya bahasa yang diberikan Dewi Lestari sangat jelas, tidak bertele-tele, namun mempunyai makna yang dalam. Saking saya terhanyut akan ceritanya dan disertai beberapa halaman ilustrasi yang membuat akhir cerita semakin cantik, dalam hitungan jam saja saya sudah sampai di judul cerita pendek yang terakhir. Saya tersenyum puas sembari menutup halaman terakhir kumpulan cerpen ini dan berbicara dalam hati untuk wajib menonton filmnya.

February 15, 2013

[Review] Django Unchained (2012)


Director : Quentin Tarantino
Starring : Jamie Foxx, Christoph Waltz, Leonardo DiCaprio

"Django. The D is silent." - Django

Seorang Director mempunyai cara sendiri-sendiri untuk memberikan bumbu penyedap yang khas untuk film-filmnya. Siapa yang tak tahu Quentin Tarantino? Saya mengikuti beberapa filmnya. Sebut saja Reservoir Dogs, Kill Bill Vol 1 dan Vol 2, dan yang terakhir adalah Inglorious Basterds. Django Unchained adalah film yang release pada tahun 2012 kemaren namun sayangnya di Indonesia baru release tanggal 13 Februari, entah apa yang menyebabkan keterlambatan itu saya tak peduli toh akhirnya saya juga bisa nonton. Oiya, satu lagi yang membuat daya tarik film ini adalah kemenangannya meraih penghargaan di ajang Golden Globe Awards ke-70 yang diselenggarakan di Beverly Hilton Hotel dalam kategori Best Supporting Actor (Christoph Waltz) dan Best Screenplay (Quentin Tarantino).

Film ini menceritakan tentang seorang budak Negro yaitu Django yang baru saja dibebaskan oleh seorang pemburu hadiah bernama Dr. King Schultz. Awalnya Dr. King Schultz membebaskan Django untuk membantunya menemukan buronan yang dicarinya selama ini yaitu Brittle Bersaudara. Menyadari bahwa ternyata Django mempunyai kemampuan menembak yang jitu, Dr. King Schultz menawarinya untuk menjadi rekan-nya dalam memburu hadiah hingga suatu hari mereka berdua mempunyai tujuan untuk menyelamatkan istri Django yaitu Broomhilda yang menjadi budak dari pemilik perkebunan bernama Calvin Candie.

Mengambil setting pada tahun 1858 (dua tahun sebelum perang saudara), film ini dibuka oleh opening credit yang terkesan sesuai dengan tahun setting-nya yaitu 80an. Kemudian berlanjut dengan dialog-dialog transaksi antara Dr. King Schultz dan penjual budak. Dialog yang disajikan begitu khas dari Quentin Tarantino. Bertele-tele, kasar, namun mengandung unsur cerdas di dalamnya dan mengundang tawa. Quentin Tarantino sekali lagi mengambil tema yang sensitif dalam filmnya selain Inglorious Basterds,  menyoroti tentang rasisme dan perbudakan yang terjadi di Amerika Serikat. Namun terlepas dari sejarah yang ada, film ini memang dikemas ala Quentin Tarantino. Adegan-adegan penembakan yang brutal, muncatan darah kemana-mana, dan adegan yang mempertontonkan bagian tubuh Broomhilda sepertinya merupakan penghiburan dengan porsi yang pas bagi penonton disamping mengikuti ceritanya yang sedikit berpikir.

Saya juga tidak heran seorang Christoph Waltz mampu menyandang penghargaan dalam kategori Best Supporting Actor di ajang Golden Globe Awards. Perannya sebagai Dr. King Schultz yang tenang namun mematikan bagi lawan bicaranya begitu meyakinkan dan luar biasa. Begitu juga dengan Leonardo DiCaprio yang berperan sebagai Calvin Candie yang sadis dan Samuel L. Jackson yang berperan sebagai Stephen si pengkhianat ras. Aktor-aktor yang berperan mengagumkan sesuai porsinya masing-masing itulah yang membuat penonton tidak merasa bosan menonton film ini yang notabene berdurasi 165 menit. Ditambah dengan musik-musik bernapaskan classic western yang semakin membuat penonton merasa betah dan menikmati suasana era 80an. Bahkan di menit-menit akhir yang saya pikir sudah hampir selesai, dengan cerdasnya Quentin Tarantino masih menyisipi adegan yang membuat penonton tidak jadi berpikir bahwa film ini sudah selesai. Untuk penggemar karya-karya Quentin Tarantino sebaiknya tidak melewatkan film ini.


February 13, 2013

#30LoveMovies hari ke-30 : The Notebook (2004)


Cast: Ryan Gosling, Rachel McAdams.

Format tweet  adalah 1) Sinopsis 2) Short Review 3) Memorable Scene 4) Best Quote

1) Seorang kakek berusaha mengembalikan ingatan seorang nenek dengan menceritakan kisah cinta mereka berdua di masa lalu.

2) Cerita cinta tentang status sosial berbeda mungkin terdengar klise. Tapi u/ film yg memakai cerita ini, inilah yg terbaik. Chemistry luar biasa, dialog mengalir, adegan dramatisir yg sesuai porsinya. Penonton pasti jatuh cinta dengan film ini. 

3) Adegan Allie pingsan setelah membaca liputan koran tentang Noah yg masih setia akan janjinya u/ membuatkan rumah dan reuni Noah & Ellie setelah lama berpisah, kemudian mengarungi danau dengan perahu dan saling mengungkapkan isi hati.

4) "Would you stop thinking about what everyone wants? Stop thinking about what I want,what your parents want. WHAT DO YOU WANT?" and "I want all of you, forever, everyday. You and me... everyday."

February 12, 2013

#30LoveMovies hari ke-29 : Before Sunset (2004)


Starring: Ethan Hawke, Julie Delpy

Format tweet  adalah 1) Sinopsis 2) Short Review 3) Memorable Scene 4) Best Quote

1) 9 tahun setelah Before Sunrise, Jesse telah berkeluarga & Celine mempunyai kekasih. Di Paris mereka bertemu & bernostalgia.

2) Masih dgn konsep sama seperti Before Sunrise. Film ini masih menggantungkan nyawa-nya pada kekuatan dialog antar tokoh. Obrolan yg diangkat sedikit lebih berat & menyenangkan. Di menit awal, penonton dgn mudah terhanyut dlm pembicaraan mereka. Chemistry yg luar biasa & natural antara Ethan Hawke dan Julie Delpy. Dan banyak adegan one shot yg terlihat begitu cantik.

3) Beberapa jam sebelum keberangkatannya kembali ke Amerika, Jesse mampir ke apartemen Celine. Dengan setengah berbisik Celine menggoda Jesse,"Baby, you're gonna miss that plane." Jesse hanya menjawab,"I know." Penonton dibuat penasaran.

4) "Even being alone it's better than sitting next to a lover & feeling lonely. It's not so easy for me to be a romantic." - Celine 

#30LoveMovies hari ke-28 : You are The Apple of My Eye (2011)


Starring: Ko Chen-Tung & Michelle Chen.

Format tweet  adalah 1) Sinopsis 2) Short Review 3) Memorable Scene 4) Best Quote

1) Cinta remaja antara Ko Teng dengan Shen Chia-Yi, sempat berpisah lama namun akhirnya kembali bertemu di hari pernikahan.

2) Apa yang membuat film ini berbeda? Jawabannya kejujuran dalam penceritaan yg memang diangkat dari kisah nyata si sutradara. Selain sukses menostalgia kenangan masa remaja, film ini juga menjadi sangat personal bagi para penonton kaum adam. Endingnya mungkin akan jadi salah satu yg paling berkesan & mengejutkan, selain dialog sweet dan lagu yg sangat pas.

3) Adegan ceremony pernikahan, flashback & kissing, sampai kartu ucapan. 

4) "Do you believe in parallel universe? Maybe in that universe, we are together." and "Having being loved by you makes it harder for me to feel other's love." 

February 11, 2013

#30LoveMovies hari ke-27 : 50 First Dates (2004)


Starring: Adam Sandler, Drew Barrymore.

Format tweet  adalah 1) Sinopsis 2) Short Review 3) Memorable Scene 4) Best Quote

1) Membuat wanita jatuh cinta sungguh melelahkan bukan? Namun Henry melakukannya setiap hari karena penyakit yg diderita Lucy.


2) Ide cerita & pengemasan yg unik. Bbrp peran pendukung terlihat hambar namun nilai plus utk pemandangan Hawai yg memukau. Humor dgn porsi yg banyak. Masih dgn khas Adam Sandler yg dipenuhi guyonan kasar dan dibawakan dalam bahasa yg kuat.

3) Ketika Lucy pertama kali menonton video buatan Henry yg bertujuan utk menyembuhkan penyakit Lucy. 

4) "Being with you is the only way I could have a full and happy life. You're the girl of my dreams...& I'm the man of yours."

February 10, 2013

#30LoveMovies hari ke-26 : A Walk to Remember (2002)


Cast: Shane West, Mandy Moore

Format tweet  adalah 1) Sinopsis 2) Short Review 3) Memorable Scene 4) Best Quote

1) Kehidupan seorang pria bengal yg berubah jadi lebih baik setelah bertemu dan jatuh cinta dengan wanita yg sederhana.

2) Cerita boleh klise tapi dengan pengemasan yg brillian membuat penonton mudah jatuh cinta sekaligus meneteskan air mata. Lagu sepanjang film sungguh enak & memorable, dan tentunya pesan moral yg membuat penonton lebih menghargai arti hidup.

3) Adegan pernikahan Landon & Jamie yg sengaja dipercepat sebelum ajal menjemput Jamie. 

4) "Maybe God has a bigger plan for me than I had for myself." 

February 09, 2013

[Review] A Good Day to Die Hard


Director : John Moore
Starring : Bruce Willis, Jai Courtney, Sebastian Koch

"I'm on fucking vacation!" - John McClane

Jujur, saya mulai mengikuti franchise Die Hard ketika dapat kabar kalo Die Hard ke-5 bakal tayang di bioskop Indonesia sekitar Februari 2013. Dari situ saya mulai marathon menonton film Die Hard dari awal. Film Die Hard sebelumnya memang penuh dengan adegan hampir-mati-nya John McClane. Bahkan Die Hard yang ke-4 atau lebih tepatnya dengan judul Live Free or Die Hard yang tayang 2007 silam sempat tidak bisa memberikan waktu untuk bernafas bagi saya. Setiap adegan aksi yang kelihatannya selesai langsung ditambahi adegan aksi baru yang lebih memacu adrenalin.

Berpatokan dari film sebelumnya saya berekspetasi lebih pada film ini. Apalagi sang sineas memberikan waktu tayang di U.S tanggal 14 Februari yang bertepatan dengan Valentine Day. Usut punya usut, film bertemakan komedi romantis yang ditayangkan mendekati Valentine Day dirasa sudah terlalu biasa dan film A Good Day to Die Hard ini ditujukan kepada para laki-laki yang sudah bosan menonton film sebangsa komedi romantis untuk merayakan Valentine Day. Tetapi entah gak tahu kenapa di bioskop-bioskop Indonesia sudah tayang tanggal 6 Februari.

Masih mengusung tema yang sama. Seorang John McClane (pria yang sulit untuk mati) berencana menemui putra-nya, Jack McClane yang berada di Moscow. Sesampai di Moscow dan tanpa diberi waktu beristirahat di hotel John McClane terlibat baku tembak di pengadilan tempat anak-nya akan memberikan saksi. Di tengah hiruk pikuk orang-orang yang berlari John McClane bertemu anaknya. Tak memperdulikan ayahnya yang ingin segera bicara, John McClane kabur menggunakan mobil karena dikejar-kejar oleh teroris penyebab baku tembak di pengadilan tadi. Dengan adegan kejar-kejaran mobil dan sempat memporakporandakan jalanan Moscow akhirnya John McClane bisa menghentikan teroris tadi karena ingin segera bertemu dengan anaknya. Namun tidak berhenti sampai disitu, setelah bertemu anaknya dan mendapatkankejelasan mengapa Jack McClane bisa terlibat dalam kasus penembakan, tentu saja dengan naluri seorang ayah John McClane tidak segan-segan membantu menyelesaikan misi yang ditanggung anak-nya.

Untuk opening A Good Day to Die Hard memang cukup menjelaskan asal usul pejahat yang akan dihadapi McClane family ditambah scoring yang pas dan membangkitkan rasa semangat untuk menontonnya. Beberapa adegan aksi yang terlihat umum memang sering ditampilkan, tidak ada bumbu special atau penyedap yang baru dalam film ini. Sepanjang film hanya memberikan adegan tembak menembak yang sama berulang-ulang. Tentu saja, film manapun yang tidak memberikan dialog humor akan sedikit menyebabkan kekantukan dan di film ini beberapa dialog humor yang keluar dari mulut seorang John McClane sanggup menghibur penonton. Beberapa karakter memainkan perannya dengan meyakinkan, namun saya tidak bisa mencari chemistry yang kuat antara Jack dan John McClane. Untuk jalan ceritanya sendiri juga cukup ringan daripada film Die Hard yang sebelumnya dengan adegan twist yang sempet bikin shock. Over all, saya pribadi lebih menyukai franchise Die Hard yang sebelumnya. Entah performa Bruce Willis yang semakin uzur atau penulis skrip yang kurang kuat, namun gosipnya Bruce Willis masih mau membintangi franchise Die Hard berikutnya. Hmmm, semua juga berharap akanlebih baik daripada ini.


#30LoveMovies hari ke-25 : Before Sunrise (1995)


Starring: Ethan Hawke, Julie Delpy.

Format tweet  adalah 1) Sinopsis 2) Short Review 3) Memorable Scene 4) Best Quote

1) Setelah berkenalan & merasa cocok, Jesse & Celine berkeliling Wina sambil menunggu pesawat yg berngkat keesokan harinya.

2) Film yg menyinggung berbagai aspek dlm cinta. Dari awal perkenalan serta obrolan menuju kecocokan hngga prpisahan yg berat.  Nyaris dipercaya tak ada script dlm film ini. Yg dirasakan, sang sutradara hanya duduk melihat & menyuruh 2 tokoh utama utk berjalan2 sembari mengobrol semau mereka. Saking naturalnya chemistry yg terbangun antara Ethan Hawkes & Julie Delpy.

3) Di sebuah bis, Jesse & Celine mengobrol membicarakan berbagai macam hal selama 8 menit dan ONE SHOT! 

4) "No, then its like some male fantasy. Meet a French girl on the train, fuck her, and never see her again." - Celine. 

#30LoveMovies hari ke-24 : No Reservations (2007)


Cast: Catherine Zeta-Jones, Aaron Eckhart.

Format tweet  adalah 1) Sinopsis 2) Short Review 3) Memorable Scene 4) Best Quote

1) Seorang chef wanita merasa tersaingi setelah kedatangan chef pria yg lebih hebat. Namun, perlahan hubungan mereka berubah.

2) Sebuah pengalaman berbeda menonton film ini karena setting yg mengambil dunia chef & banyak masakan 'wah' . Tidak hanya menonjolkan komedi, tapi juga sisi psikologis romansa membuat film ini menjadi lebih berisi dan berkesan.

3) Adegan ketika mereka berdua memasak & dinner bersama dirumah bersama sang keponakan.  

4) "I wish there was a cookbook for life, you know? Recipes telling us exactly what to do."  

February 07, 2013

#30LoveMovies hari ke-23 : Wall-E (2008)


Voice: Ben Burtt, Elissa Knight.

Format tweet  adalah 1) Sinopsis 2) Short Review 3) Memorable Scene 4) Best Quote

1) Robot pembersih sampah (Wall-E) yg ingin menyelamatkan robot probe (Eve) karena sesuatu dr luar angkasa telah mengambilnya.

2) Film ini mampu menghidupkan perasaan dan emosi yg kuat yg terjalin antara kedua karakter utama dengan minim dialog. Film ringan yg sangat menghibur. Perwujudan karakter yg menarik, permasalahan yg unik, hingga kisah cinta yg sederhana.

3) Ketika Wall-E mengajak EVE dalam keadaan tidak bergerak berjalan-jalan di bumi hingga menyaksikan tenggelamnya matahari.

4) "EVA!" - Wall E 

February 06, 2013

#30LoveMovies hari ke-22 : The Curious Case of Benjamin Button (2008)


 Cast: Brad Pitt, Cate Blanchett.

Format tweet  adalah 1) Sinopsis 2) Short Review 3) Memorable Scene 4) Best Quote

1) Kisah hidup Benjamin yg siklus pertumbuhannya terbalik (kakek menuju bayi) jatuh cinta dengan gadis kecil bernama Daisy.

2) Ide cerita yg unik dan penuh sarat makna, perpindahan plot yg mengalir, penonton pun mudah terhanyut dalam emosi film ini. Teknologi make up luar biasa hingga menghasilkan visual yg indah, dan tentunya penampilan memukau dr seorang Brad Pitt.

3) Semua adegan saat Benjamin menjadi anak kecil sampai bayi dan meninggal. Daisy merawat suaminya tetap penuh kasih sayang.

4) Daisy: "Would you still love me if i were old and saggy?" Benjamin: "Would you still love me if i were young and had acne?"

February 05, 2013

#30LoveMovies hari ke-21 : Pretty Woman (1990)


Starring: Richard Gere, Julia Roberts.

Format tweet  adalah 1) Sinopsis 2) Short Review 3) Memorable Scene 4) Best Quote

1) Kisah seorang pengusaha (Edward) kaya raya, tampan, dan baik hati yg jatuh cinta dengan seorang perempuan komersil (Vivian).

2) Peran 2 tokoh utama yg begitu mendalami. Hingga tak heran Julia Roberts mendapat Best Actress di ajang Golden Globe Awards. Soundtrack yg khas dan kental dengan irama gitar dan masih terkenal hingga sekarang. "Oh Pretty Woman..." 

3) Edward mewujudkan dongeng yg diinginkan Vivian dgn pergi ke apartemennya membawa bunga dan mengendarai limosin putih.

4) "I appreciate this whole seduction thing you've got going on here, but let me give you a tip: I'm a sure thing." - Vivian 

February 04, 2013

#30LoveMovies hari ke-20 : Adjusment Bureau (2011)


Cast: Matt Damon & Emily Blunt.

Format tweet  adalah 1) Sinopsis 2) Short Review 3) Memorable Scene 4) Best Quote

1) Kisah cinta antara politikus & balerina yg tidak bisa bersatu karena takdir mereka sudah ditentukan oleh Biro Penyesuaian.

2) Film ini sukses mengabungkan elemen sci-fi & thriller dalam cerita romansa yg manis, menyentuh dan penuh pesan moral. Matt Damon & Emily Blunt sangat pas sebagai pasangan, tempo yg intens membuat penonton terbius dengan alur ceritanya.

3) Bagian 15 menit terakhir, adegan mereka berdua lari dari kejaran Biro Penyesuaian demi mengubah takdir agar bisa bersatu.

4) "People who realize free will is a gift, you’ll never know how to use until you fight for it." and "All I have are the choices I make, and I choose her."  

February 03, 2013

#30LoveMovies hari ke-19 : A Moment to Remember (2004)




Starring: Woo-sung Jung, Ye-jin Son.

Format tweet  adalah 1) Sinopsis 2) Short Review 3) Memorable Scene 4) Best Quote

1) Pernikahan Su Jin & Cheol Su berjalan bahagia hingga kemudian Cheol Su mengetahui bahwa istrinya terkena penyakit Alzheimer.

2) Ada beberapa adegan yg sedikit dipaksakan namun tidak mengurangi sisi romantisme dalam film ini. Penonton dibawa untuk melihat sudut pandang suami yg setia namun juga terkadang pemarah. Emosi terbawa dgn sendirinya.

3) Ketika Su Jin merebut minuman yg dibawa Cheol Su karena mengira miliknya pdhl minuman Su Jin masih ketinggalan di kasir.

4) "If we live together...Can we die together, too? You come and go alone. That's life." - Cheol Su. 

February 02, 2013

#30LoveMovies hari ke-18 : Music and Lyrics (2007)



Cast: Hugh Grant & Drew Barrymore.

Format tweet  adalah 1) Sinopsis 2) Short Review 3) Memorable Scene 4) Best Quote

1) Seorang penulis lagu kesulitan menyusun lirik lagu ciptaannya, akhirnya dibantu oleh wanita yg tidak sengaja dikenalnya.

2) Romansa film ini sangat berbeda dr kebanyakan, sebagai penonton kita diajak menikmati bagaimana proses lirik lagu tercipta. Film yg manis sekaligus menghibur. Performa meyakinkan dari deretan castnya & lirik lagu yg sangat pas dengan isi film ini.

3) Setiap adegan penciptaan lirik lagu "Way Back Into Love" mulai dari bait awal sampai akhir. 

4) “A melody is like seeing someone for the first time. But then, as you get to know the person, that’s the lyrics." 

February 01, 2013

#30LoveMovies hari ke-17 : If Only (2004)


Starring: Paul Nicholls, Jennifer Love Hewitt.

Format tweet  adalah 1) Sinopsis 2) Short Review 3) Memorable Scene 4) Best Quote

1) Seorang Ian yg berusaha untuk membuat pacarnya Samantha bahagia di hari terakhir dia hidup di dunia. 

2) Selain sisi romantisme yg memukau. Film ini mengandalkan pemandangan pedesaan di Inggris untuk menambah nilai jual. Tidak ada rasa bosan menonton film ini. Dialog yg tidak berbelit-belit, akting yg mempesona, hingga ending yg mengharukan. 

3) Ketika gagal mengejar taksi, Ian mengungkapkan perasaan pada Samantha. Inilah pertemuan terakhir sblum dipisahkan maut.

4) "So, thank you for being the person who taught me to love...and to be love." - Ian