Jauh, jauh sebelum perselisihan antara Edward Cullen dengan Jacob Black hanya gara-gara merebutkan hati sosok cantik Elizabeth Swan, di Underworld sudah terjadi pertumpahan darah antar Vampir dan Werewolf. Di Underworld, Werewolf sering disebut sebagai Lycans dan juga ada spesies gabungan antara Vampir dan Lycans yang tentu saja lebih kuat dari keduanya, mereka menyebutnya Hybrid. Sosok-sosok monster di Underworld disajikan begitu kelam, tak seperti Vampir yang kelihatannya senang bersolek di Twilight, bangsa Vampir lihai menggunakan senjata dan siap mati untuk bertarung dengan musuh besarnya, Lycans. Pun dengan Lycans, tak seperti sekumpulan manusia yang senang bertelanjang dada di Twilight, bangsa Lycans terlihat sangat mengerikan disini, sosok monster haus darah yang siap mencabik-cabik siapa saja yang menghalangi. Di postingan kali ini saya akan membahas empat film dari franchise Underworld. Jadi terserah kamu, lebih memilih kubu Twilight atau kubu Underworld.
Underworld (2003)
Perang besar antar Vampir dan Lycans sudah terjadi sejak berabad-abad yang lalu dan masih berlangsung hingga saat ini. Pemimpin bangsa Lycans bernama Lucian diketahui sudah tewas karena dibunuh oleh Vampir bernama Kraven yang saat ini berkuasa. Kemudian ada Vampir wanita bernama Selene yang tengah menyelidiki beberapa Lycan yang sedang membututi seorang manusia bernama Michael Corvin. Di tengah penyelidikan, Selene menemukan fakta-fakta mengejutkan bahwa Lucian masih hidup dan ada pengkhianat di dalam bangsa Vampir. Belakangan juga diketahui bahwa Lucian mengincar Michael Corvin karena dalam darahnya mengalir sesuatu yang tak biasa. Sesuai dengan judulnya, selanjutnya Underworld akan berjalan dengan nuansa yang begitu kelam. Film pertama ini cukup berhasil untuk membangun kesan pertama. Kita dihadapkan pada pertarungan epik antar dua legenda monster, meskipun ya dibandingkan saat ini tak ada yang istimewa untuk adegan aksinya. Daya tarik Underworld terlihat pada sosok Kate Beckinsale yang sangat menyatu dengan Selene. Bagaimana sosok Vampir wanita yang tetap kelihatan anggun meskipun sering terkena cipratan darah. Hanya saja karakter yang lain tak bisa berkembang dan plot yang diusung kelihatan terburu-buru demi menyelesaikan semua permasalahan yang sudah terjadi. Ada bagian disana-sini yang cukup mengganjal dan terlihat dipaksakan, durasi yang panjang dan konflik yang meluas membuat penonton sedikit terengah-engah di pertengahan film.