March 31, 2013

[Review] G.I. Joe: Retaliation (2013)


"In the immortal words of Jay-Z : Whatever deity may guide my life, Dear Lord don't let me die tonight!" - Roadblock

Berdasarkan beberapa referensi yang saya dapat. Film G.I Joe: Retaliation dijadwalkan rilis pada 29 Juni 2012 tetapi muncul berita yang mengejutkan dan sangat mendadak karena diumumkan satu bulan sebelum tayang bahwa penayangannya diundur menjadi 29 Juni 2013. Banyak gosip yang beredar bahwa pihak Paramount Pictures ingin mengonversi ke 3D dan menambahkan adegan Channing Tatum. Tapi juga terdengar kabar bahwa sebenarnya pihak Paramount Pictures takut bersaing dengan "The Amazing Spiderman" yang tayang 3 Juli 2012 lalu. Tak dapat dipungkiri, karena film-film superhero sendiri begitu disenangi oleh semua kalangan belakangan ini. Proyek ini juga begitu ambisius untuk merajai box office seperti film pertamanya The Rise of Cobra dengan pendapatan melebihi 300 juta dollar.

Menyambung dengan film pertamanya ketika Zartan (Arnold Vosloo) menyamar menjadi presiden Amerika Serikat. Di ending film pertama sangat bisa membuat penonton tidak sabat untuk menunggu-nunggu kelanjutannya karena orang macam apa yang sanggup melawan pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu negara, dalam hal ini sang presiden. Ketika para anggota G.I Joe dipasrahi misi oleh presiden, tiba-tiba mereka diserang membabi buta yang menewaskan banyak sekali korban. Beruntung hanya Roadblock (Dwayne Johnson), Lady Jaye (Adrianne Palicki), dan Flint (D.J Cotrona) yang masih bertahan hidup. Snake Eyes (Ray Pack) yang tidak ikut dalam misi tersebut juga selamat. Para anggota G.I Joe yang tersisa tidak menyerah begitu saja, mereka akhirnya mengetahui dalang di balik penyerangan ini, lalu mampukah mereka mengalahkan musuh dan menggagalkan rencana Cobra?


Masih dengan format sama seperti pendahulunya, film action ringan tanpa harus banyak berpikir untuk mengerti jalan ceritanya. Segala penuh konflik tentang kudeta dan dipenuhi adegan tembak menembak, adu pedang, bom, kali ini ditambah nuklir plus didukung dengan CGI yang memanjakan mata. Serta jajaran cast kelas A yang perannya tak lagi kita herankan. Dimulai dari awal kita sudah diberikan sajian penyergapan klasik dan berlanjut dengan tewasnya seorang Duke (Channing Tatum). Cukup membuat kaget memang, baru menit awal seorang jagoan yang juga merupakan kapten G.I Joe yang baru sudah tewas. Dan menit-menit yangbergulir berikutnya terasa sudah ditebak, mereka yang tersisa dari penyerbuan akan membalas dendam. Dalam segi plot, masih menimbulkan banyak lubang. Bagaimana semua penduduk Amerika percaya saja tentang berita pengkhianatan G.I Joe. Tetapi saya bisa menikmatinya tanpa terlalu memperhatikan plot-plot tersebut.

Sebelumnya saya juga beradaptasi dengan karakter barunya. Betapa tidak? Hampir semua jajaran cast yang bermain di film pertamanya semua dihilangkan dan diganti jajaran cast baru. Memang cukup menghibur untuk segi aktingnya namun menyisakan pertanyaan kemana perginya aktor-artis film pertama (kecuali Duke yang dinyatakan tewas). Ada karakter bernama Jinx (Elodie Yung) yang semacam kamu-itu-siapa-sih-kok-tiba-tiba-nongol. Kemudian juga menampilkan Bruce Willis sebagai General Joseph Colton. Sekali lagi, Bruce menjadi semacam pelengkap seperti halnya di dwilogi The Expendables. Di pertengahan film dia memamerkan koleksi senjatanya (yang tentu saja membuat kita tercengang) untuk dipakai berperang melawan Cobra tetapi dia sendiri hanya beraksi di setengah jam terakhir saja. Semacam terlalu dipaksakan untuk seorang yang berpangkat jenderal. Satu lagi yang mengganjal bagi saya, seorang Storm Shadow (Byung-hun Lee) seorang kaki tangan Cobra yang tiba-tiba berubah menjadi baik dan siap membantu kawanan G.I Joe untuk menggagalkan rencana Cobra. Dan yang paling fatal adalah sang musuh utama film ini, Cobra terlihat begitu cemen dan kurang bengis untuk ukuran orang yang ingin menguasai dunia. Tentu saja sebuah G.I Joe tidak akan berhasil tanpa memberikan adegan pertarungan yang bisa membekas di ingatan penonton. Pertarungan Snake Eyes dengan Storm Shadow di Himalaya kemudian berlanjut di tebing melawan pasukan ninja dan diakhiri dengan akal-akalan Snake Eyes yang sangat menghibur.





2 comments:

  1. ampun dah.. nyeseg banget nontonnya,
    1. Dukenya mateee
    2. Strom shadownya jadi baekk, padahal seruny pengen lihat storm shadow + snake eyes bertarung abis-abisan
    3. senjata2nya itu loh,menurut banget dari yang pertama

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya setuju untuk nomer 2 dan 3. Agak terlalu dipaksakan melihat storm shadow berubah jadi baik.

      Delete