Director : Bryan Singer
Starring : Nicholaus Hault, Stanley Tucci, Ewan McGregor, etc.
"Fee Fi Fo Fum, ask not whence the thunder come / For between heaven and earth it's a perilous place, home to a fearsome giant race / Who hunger to conquer the mortals below, waiting for the seeds of revenge to grow..." - King Brahmwell
Setelah menonton berbagai film layar lebar yang mengadaptasi kisah dongeng terkenal dari berbagai negara seperti; Red Riding Hood (2011), Snow White and The Huntsman (2012), Mirror Mirror (2012), dan baru saja ditayangkan Januari lalu yaitu Hansel & Gretel: Witch Hunters (2013). Bulan Maret ini kita disuguhkan lagi film yang memadukan dua kisah dongeng terkenal dari Inggris yaitu Jack and The Beanstalk dan Jack The Giant Killer dalam satu naskah yaitu Jack The Giant Slayer. Salah satu daya tarik film ini tentu saja sang sutradara, Bryan Singer yang dulu pernah berhasil dengan trilogi X-Men. Tak tanggung-tanggung sang sineas mengeluarkan budget raksasa yang mendekati 200 juta Dollar.
Jack. Nama yang sudah tidak asing lagi di dataran Inggris. Seorang anak petani yang mendapatkan biji-biji kacang dari seorang biarawan. Konon biji-biji tersebut dapat tumbuh menjulang hingga ke langit menuju sebuah negeri yang dihuni oleh raksasa-raksasa yang mengerikan. Dan ketika biji kacang tersebut tumbuh menjadi pohon kacang, maka itulah satu-satunya jalan yang menghubungkan dunia raksasa dan dunia manusia. Maka bisa ditebak, Jack tidak sengaja menumbuhkan biji kacang tersebut. Celakanya, biji kacang yang sedang tumbuh itu turut serta membawa Isabelle, seorang putri kerajaan. Merasa bertanggung jawab atas kejadian ini, Jack menawarkan diri kepada Raja (ayah Isabelle) sebagai sukarelawan untuk naik ke atas bersama rombongan pasukan kerajaan demi membawa Isabelle kembali. Mereka semua takkan pernah tahu apa yang menunggu mereka di atas sana.
Jika kamu seorang yang mempunyai banyak waktu atau ingin melepas penat atau penyuka film yang terbuka akan genre apapun, maka film ini adalah pilihan yang tepat untuk memanjakan mata. Dikemas dalam format 3D, hmm yah meskipun hanya sekedar 3D, you know? Dan seperti premis di atas, film petualangan fantasi ringan ini mempunyai jalan cerita yang begitu klasik dan setting tempat jaman dahulu yang kental akan peperangan dengan menggunakan; busur panah, pedang, dan kuda. Mengapa saya bilang klasik? Saya begitu yakin pasti kalian sering mendengar cerita tentang seorang rakyat jelata menyelamatkan seorang putri kerajaan dari sesuatu yang mengancam hidupnya kemudian mereka menikah dan hidup bahagia selamanya. Ya tentu saja itu juga berlaku di film ini, namun yang menjadi menarik disini adalah bagaimana seorang manusia kecil bisa mengalahkan serangan raksasa yang begitu banyaknya. Tak peduli berapapun jumlah raksasa yang terlihat kejam dan bengis dan meskipun tahu akhirnya akan happy ending, namun ide bagaimana mengalahkan raksasa itu sangat membuat penasaran. Dialog-dialog yang hadir disini pun juga sangat pas dengan setting waktu, tidak terlalu dilebih-lebihkan seperti halnya Snow White and The Huntsman. Sempat di awal terdapat konflik yang mudah ditebak menyebabkan grafik emosi menurun tapi berhasil naik lagi di pertengahan film hingga penyelesain konflik yang pas. Ada beberapa scene yang dibuat untuk mengejutkan penonton namun hanya sekedar oh saja. Saya pribadi sangat menikmati film ini. Yah, bahkan hingga akhir pun Bryan Singer sempat memberikan sesuatu yang membuat saya tersenyum penasaran.
No comments:
Post a Comment