April 16, 2013

[Review] Oblivion (2013)


"If we have souls, they're made of the love we share. Undimmed by time, unbound by death." - Jack Harper

Ketika saya googling artikel mengenai Oblivion, saya menemukan fakta bahwa film ini berdasarkan novel grafis ciptaan Joseph Kosinski dan Arvid Nelson yang berjudul sama dan belum diterbitkan. Beruntung sekali yang menangani bagian sutradara adalah pembuat novelnya sendiri. Sebagai amatir, tentu kita bisa melihat bakal ada kecocokan antara keduanya. Tak hanya itu, para petinggi Universal Pictures memberikan dana untuk proyek film ini kurang lebih 120 Juta Dollar. Bahkan untuk mendapatkan landscape yang indah sang sineas juga bersusah payah untuk memboyong semua kru dan pemain ke Islandia. Tentu saja Islandia sering menjadi incaran para filmaker yang mempunyai ide film yang bersetting 'bukan di Bumi' -- sebut saja Prometheus. Satu lagi fakta yang membuat saya begitu antusias untuk tidak melewatkan ini ketika naskah final yang ditulis ulang oleh Michael Arndt disebut-sebut oleh pihak Universal Studio sebagai ".....naskah terindah yang pernah kami miliki."

Bersetting di Bumi tahun 2077 yang nyaris hancur akibat peperangan antara manusia dengan sekelompok alien -- disebut sebagai Scavs sekitar 60 tahun lalu. Hampir semua manusia dievakuasi ke Titan (salah satu bulan di Saturnus). Jack Harper (Tom Cruise) dan rekannya Victoria (Andrea Riseborough) yang masih berada di Bumi bertugas untuk mengawasi proses ekstrasi sumber daya bumi dan juga memperbaiki serta merawat Drone (robot penjaga). Ketika itu, misi mengharuskan bahwa Jack dan Victoria harus dihapuskan ingatannya. Tetapi masih sedikit tersisa dalam ingatan Jack tentang seorang sosok wanita yang selalu membayanginya. Suatu hari ada sebuah pesawat asing yang jatuh ke bumi. Jack menemukan seorang wanita yang mirip dengan selama ini berada dalam ingatannya tertidur pulas di dalam salah satu kapsul pesawat tersebut. Kehadiran wanita misterius ini membawa fakta tentang kejadian 60 tahun yang lalu.


Sebut saja saya kampungan karena apa yang terjadi ketika melihat judul Oblivion dan posternya yang terlintas pertama kali adalah nama dari pesawat induk atau dunia asing. Ternyata Oblivion bisa diartikan secara harafiah sebagai 'pelupaan' atau keadaan dimana seseorang lupa akan sesuatu. Lalu apa hubungannya dengan film yang bersetting masa depan? Jawaban itu tentu saja bisa kamu dapatkan dengan melihat filmnya sendiri. Berawal dari voice over oleh karakter Jack Harper sendiri yang memperkenalkan awal mula kenapa Bumi bisa menjadi seperti pada saat ini kemudian berlanjut masih dengan perkenalan dalam bentuk adegan. Terlihat begitu cantik sinematography yang dihadirkan. Ya mungkin ketika kamu sering melihat film-film dengan tema Sci-Fi, Oblivion bukanlah film baru yang menceritakan tentang luar angkasa, mahkluk asing, dan juga bukan menjadi sebuah kehebohan lagi melihat teknologi-teknologi canggih yang berseliweran dalam film ini. Hampir semua bumbu utama mirip dengan film-film Sci-Fi yang lain. Hanya saja segala macam twist yang dihadirkan dalam film ini membuat bumbu-bumbu utama tadi kelihatan sebagai bumbu pelengkap.

Paruh awal film ini berjalan memang terasa lambat. Bagi sebagian penonton yang tidak suka film dengan alur yang bertele-tele mungkin akan menjadi siksaan tersendiri ketika menontonnya. Jika sedikit sabar untuk menonton film ini, kamu akan mendapatkan tensi yang bertubi-tubi setelah adegan pesawat asing jatuh. Misteri-misteri yang bergulir membuat penonton bertanya-tanya bakal ke arah mana film ini berlangsung. Beberapa shock moment-nya cukup dapat, beberapa lagi kelihatan familiar yang sering kita dapatkan dalam film-film Sci-Fi lain. Keseluruhan dialog yang ada di film ini terdengar serius bahkan tak ada satupun dialog atau adegan yang bisa mengundang tawa tapi karena pengemasan yang baik; selama 125 menit tidak membuat film ini kelihatan membosankan.

Untuk segi karakternya sendiri tentu kita tak bisa meremehkan seorang Tom Cruise yang selalu saja menjadi faktor perhatian film-film yang dibintanginya. Tetapi yang terlihat disini malah membuat karakter-karakter lain kurang bisa berkembang. Tak ada chemistry yang meyakinkan antara Victoria-Jack-Julia sebagai pasangan yang pernah terlibat asmara. Sosok Beech dan Sersan Sykes kelihatan sebagai pemeran yang hanya lewat. 

Jangan pernah berpikir terlalu serius dalam melihat film Sci-Fi nikmati saja dan rasakan visual-visual efek yang diberikan. Lupakan segala plot hole disana-sini yang menimbulkan tanda tanya yang berujung mengurangi kenikmatan menontonnya. Oblivion adalah film yang mengejutkan dan cukup memberikan pemanasan sebelum hadirnya film-film andalan yang release summer.





No comments:

Post a Comment