"Srimulat itu seperti Komodo. Yang pertama karena cuman ada di Indonesia. Yang kedua karena memang perlu dilestarikan. Yang ketiga jika Komodo berpotensi menjadi salah satu dari keajaiban dunia, Srimulat bisa menjadi keajaiban di Indonesia." - Adika
Jujur. Saya tidak terlalu mengharapkan apa-apa dari film ini. Saya hanya ingin melihat lagi grup lawak legendaris Indonesia yang berasal dari kota kelahiran saya, Solo. Beruntung saya lahir di keluarga yang notabene penggemar Srimulat sehingga saya bisa mendengarkan cerita-cerita yang menyenangkan dari orang tua. Saking ngefans-nya dengan Srimulat, nama belakang Ibu saya disisipi dengan kata 'Srimulat' oleh almarhumah nenek saya. Sebelumnya saya kurang begitu paham tentang kronologis perjalanan Srimulat yang berpindah-pindah dari panggung satu ke panggung lainnya, dari satu kota ke kota lainnya dengan tujuan menghibur masyarakat hingga akhirnya mencapai masa kejayaannya. Saya hanya paham bahwa saya sempat merasa kehilangan ketika grup lawak ini vakum dari panggung hiburan. Jika kamu merasa sama seperti saya tak perlu kuatir, di akhir film ini akan disuguhkan beberapa foto untuk mengenang nama-nama besar yang pernah membesarkan Srimulat.
Finding Srimulat tak bisa lepas dari seorang Adika (Reza Rahardian) yang tanpa sengaja berjumpa dengan Kadir, seorang anggota Srimulat yang sekarang membuka usaha warung makan. Tiba-tiba saja terlintas ide dari Adika untuk mengembalikan Srimulat ke panggung hiburan. Namun semua itu tidak mudah, ketika itu Adika baru saja dihantam musibah; pengkhianatan rekan kerjanya, JoLim (Fauzi Badila) yang berujung pada kebangkrutan tempat kerjanya. Kemudian, istrinya Astrid (Rianti Cartwright) tengah hamil dan sebentar lagi akan segera melahirkan dan memerlukan biaya besar untuk proses operasinya. Tetapi demi kerinduan melihat grup lawak masa kecilnya dan berusaha untuk menyelamatkan ekonomi keluarganya, Adika nekat untuk mengambil keputusan tersebut dan berdusta pada sang Istri. Dibantu Kadir, Adika memulai perjalanannya untuk menemukan anggota Srimulat lainnya seperti Mamiek, Gogon, Tessi, hingga sampai ke Solo demi menemui Bu Djujuk.
Saya termasuk awam dalam karya-karya sang sutradara Charles Gonzali. Tetapi perlu kita berikan apresiasi yang tinggi untuk niatnya yang mulia demi memunculkan kembali Srimulat ke panggung hiburan. Tidak sulit bagi saya untuk langsung jatuh cinta ketika melihat film ini dari awal-awal menit pertama. Mood saya langsung tergerak begitu memunculkan Tatang, salah satu anggota Srimulat. Sayang kemudian dia tidak lagi berperan lebih dalam film ini. Kemudian adegan-adegan yang memunculkan satu persatu anggota Srimulat semakin menambah kegairahan menonton. Kadir dengan segala joke dan gaya bahasa yang berbau madura yang selalu saja membuat saya tertawa keras. Tetapi badai tertawa tak hanya berhenti di tingkah Kadir saja, bagian terbaiknya tentu saja terletak pada pementasan Srimulat itu sendiri. Joke-joke lawas khas Gogon yang sering salah menyebutkan kata, hingga ketika mau duduk tiba-tiba kepleset sendiri mampu menghadirkan sebuah tawa yang berbalut rindu. Tak sempat menyeka air mata, tawa sudah muncul lagi karena tingkah anggota Srimulat lain. Warna lain film ini dengan mempertontonkan adegan lawak yang berujung adegan musikal di Stasiun Balapan. Terlihat bagaimana dengan apik Charles Gozali melibatkan peran warga Solo meskipun hanya sebagai pelengkap.
Terlepas dari segala permasalahan hidup Adika dan Astrid, Srimulat tetaplah fokus utama dalam film ini. Tak heran lagi dengan akting Reza Rahardian yang tampil memukau, kemudian Rianti Cartwright dan Nadila Ernesta yang seakan memberi warna lain pada film ini. Gogon, Kadir, Tessi, Mamiek, Bu Djujuk, dan seorang karakter Drakula yang diperankan oleh Cak Tohir mampu menempatkan diri dalam porsi yang pas dalam panggung. Ya, meskipun untuk urusan berakting masih terlihat kaku dan kikuk disana disini. Ada juga beberapa adegan yang sangat maksa. Seperti Icha yang tiba-tiba merayu Adika, kematian penyumbang dana pementasan Srimulat, dan proses kelahiran bayi Astrid-Adika di atas panggung. Tidak semua anggota Srimulat yang hadir dalam acara ini karena saya tidak melihat ada Tarzan, Eko DJ, Nurbuat namun semua itu dapat dimaafkan dengan menghadirkan cameo-cameo seperti Pak Jokowi Dodo, Tatang, Nunung, dan stand up comedian seperti Ihsan Nur Akbar dan Mongol. Dan ada Wawin Laura!!!
Sesuai dengan jargonnya #SelamatkanINDONESIAdenganTAWA film ini mampu memberikan persembahan yang maksimal. Sebuah nostalgia yang sangat istimewa bagi mereka yang tumbuh bersama Srimulat. Tak sedikitpun ada rasa menjemukan yang membuat kamu ingin beranjak dari kursi. Dan segalanya menjadi lezat ketika terdengar tembang 'Lenggang Puspita' ciptaan Guruh Soekarno Putra yang dibawakan oleh Ahmad Albar.
No comments:
Post a Comment