April 30, 2013

[Face2Face] Dumbledore vs Gandalf

Rasa-rasanya terkesan hambar jika blog ini hanya berfokus kepada review film saja. So, I have idea for give the blog a movie feature. Saya terinspirasi dari sebuah artikel di suatu majalah film yang membandingkan dua item dari sebuah film yang sama-sama kuat atau bisa dibilang berpengaruh kepada film tersebut. Poin untuk membandingkan dua item tersebut bisa berasal dari mana saja, tergantung saya bisa mendapatkan sumbernya. Jadi yang perlu diingat disini adalah penilaian setiap poin berasal dari saya, mungkin berkesan subjektif namun tujuan saya untuk memberikan referensi bacaan. Saya memberi nama label blog ini dengan Face2Face. Pembahasan pertama dalam label Face2Face adalah Dumbledore vs Gandalf.


Karakter penyihir memang selalu laris menjadi karakter utama sebuah film. Tak terhitung sampai sekarang banyak sekali tokoh fiksi penyihir yang selalu menghiasi perfilman Hollywood. Sebut saja beberapa diantaranya Dumbledore dan Gandalf. Bagi para penggemar film, tentu saja tak memerlukan waktu banyak untuk mengetahui keduanya. Kedua penyihir besar tersebut mempunyai banyak fans di kubunya masing-masing dan juga keduanya adalah karakter protagonis yang mempunyai peranan sangat penting di masing-masing film-nya. Dumbledore di saga Harry Potter dan Gandalf di saga The Lord of The Rings dan yang terbaru adalah The Hobbit.

Berbicara masalah penyihir, tentu tak lepas dengan kemampuan magis dan senjatanya. Dumbledore dikenal mampu membuat Gubraithian Fire (api magis yang kekal). Dia juga telah diklaim mampu menjadi tak terlihat tanpa menggunakan Jubah Gaib. Selain ahli dalam pakar Transfigurasi, dia juga terampil dalam Occlumency dan Legilimency. Dumbledore juga fasih dalam memahami Mermish (Bahasa Duyung), Gobbledegook (Bahasa Goblin), dan Parseltongue. Senjata andalannya adalah tongkat sihir Elder, yang terbuat dari kayu elder. Bisa dikatakan tongkat ini adalah tongkat sihir yang paling kuat, karena dengan tongkat ini pemiliknya susah untuk dikalahkan dalam duel. Tongkat ini juga tidak mengizinkan orang lain untuk mencelakainya pemiliknya yang sah. Sedangkan Gandalf, dia seringkali tampil tiba-tiba dengan kilauan cahaya dibelakangnya. Namun jangan anggap remeh, cahaya tersebut berfungsi menyilaukan mata musuh-musuhnya sehingga Gandalf bisa leluasa menyerangnya. Gandalf juga bisa berbicara dengan hewan, terlihat bagaimana dia memanggil raja Elang untuk membantunya melepaskan diri dari kawanan Orc. Senjata andalannya adalah Staf dan pedang Glamdring. Gandalf memanfaatkan stafnya untuk berbagai mantra, dan pedang Glamdring sering juga dia gunakan dalam berperang. Dalam hal ini, Dumbledore bisa dikatakan lebih unggul.

Penyihir besar akan dikenal sepanjang masa dari pengalamannya bertarung. Dumbledore adalah satu-satunya penyihir yang ditakuti oleh Lord Voldemort. Terlihat jelas pada pertarungan di Kementrian Sihir, Lord Voldemort bisa dibuat mundur oleh Dumbledore. Tidak hanya itu, Dumbledore juga dikenal dalam Duel Spektakuler yang Melegenda. Dimana dia berhasil mengalahkan Gellert Grindelwald, seorang penyihir hitam yang masuk dalam kategori "Penyihir Hitam Paling Berbahaya Sepanjang Masa" yang pada waktu itu mempunyai tongkat sihir Elder dan akhirnya Dumbledore bisa memiliki kekuasaan atas tongkat tersebut. Menilik sejarah pertarungan yang dialami Gandalf, terlihat bagaimana dia bisa mengalahkan Balrog sendirian. Balrog digambarkan sebagai mahkluk kuno jelek buruk rupa yang sangat tinggi yang juga mempunyai kemampuan untuk membungkus diri dalam api, kegelapan, dan bayangan. Balrog juga dipersenjatai cambuk abi yang sangat dahsyat. Tak mudah bagi Gandalf untuk melawannya sendirian. Setelah bertarung berhari-hari akhirnya Gandalf menoreh kemenangan meskipun dengan luka parah. Dibalik kemenangannya, Gandalf The Grey menjelma menjadi Gandalf The White.Tentu saja, Gandalf unggul dalam hal ini.





Penyihir yang mempunyai nama lengkap Albus Pervical Wulfric Brian Dumbledore sangat diagung-agungkan oleh kebanyakan penyihir di dunianya. Dia sangat sabar dan selalu tenang. Ketika berbicara dengan dia kelembutan kata-katanya selalu terasa. Bahkan dia juga bersikap sopan kepada musuh-musuhnya. Dia juga terlihat mempunyai selera humor yang bagus. Sifatnya sebagai seorang penyihir besar nyaris sempurna. Beberapa karakter di novel sering menganggap kelemahan terbesar Dumbledore adalah kemauannya untuk mempercayai orang-orang yang menurut orang lain tidak bisa dipercaya. Lalu beralih ke Gandalf. Tentu saja unsur bijak juga terpancar pada diri Gandalf. Hangat dan begitu sederhana ketika melihat sosoknya. Meskipun kebanyakan diam, namun sebenarnya Gandalf juga turut khawatir memikirkan teman-temannya yang berbuat tidak sesuai dengan perintahnya. Dia bisa mengatur strategi perang dengan baik. Dia juga selalu rendah hati, tidak suka menunjukkan kekuatannya secara berlebihan. Tetapi ketika marah, dia bisa saja menjadi begitu menakutkan. Sepertinya kali ini Dumbledore yang unggul dengan pesonanya.

Di film Harry Potter: Sorcerer's Stone dan Chamber of Secret, peran Dumbledore dimainkan oleh Richard Harris. Sebenarnya Harris menyebutkan bahwa dia awalnya tidak akan mengambil peran karena dia tahu kesehatannya sendiri mengalami kemunduran tetapi karena suatu alasan dia akhirnya menerima peran tersebut. Hingga akhirnya dia meninggal pada tanggal 25 Oktober 2002, perannya sebagai Dumbledore digantikan oleh Michael Gambon. Jika diamat-amati pembawaan karakter Dumbledore oleh kedua tokoh sedikit berbeda, Gambon menakai sedikit aksen Irlandia. Gambon membawakan peran Dumbledore untuk film Harry Potter yang tersisa. Untuk Gandalf, sir Ian McKellen yang diberi kepercayaan untuk memainkan karakter Gandalf dalam semua trilogi The Lord of The Rings. Bahkan dia sempat dinominasikan untuk meraih penghargaan piala botak emas di kategori Best Actor in Supporting Role pada tahun 2002 (The Fellowship of The Ring). Dan dalam saga terbaru Peter Jackson, Ian McKellen kembali lagi memerankan Gandalf di The Hobbit: An Unexpected Journey. Gandalf yang unggul dalam hal ini.






No comments:

Post a Comment