October 13, 2013

[Review] Beautiful Creatures (2013)


Ya ya ya, sudah seringkali kita lihat pengganti saga Twilight menghiasi layar lebar belakangan ini. Entah, sebagian besar gagal di box office dan kurang mendapat perhatian baik dari kalangan kritikus maupun penontonnya. Kali ini Hollywood mencoba untuk menggantungkan nasibnya pada Beautiful Creatures yang menawarkan premis tidak jauh berbeda tentang dua sejoli yang sedang jatuh cinta. Sudah barang tentu mereka berada di dunia berbeda. Manusia dan ya, di film ini mereka menyebutnya Caster, semacam penyihir yang mempunyai kekuatan sangat besar. Beautiful Creatures juga diadaptasi dari novel berjudul sama yang juga merupakan bagian pertama dari seri novel Caster Chronicles karya duo penulis asal Amerika Serikat, Kami Garcia dan Margareth Stohl. Saya memposisikan diri sebagai penonton yang netral kala menikmati film ini. Toh saya juga tidak begitu ngefans sekali dengan saga Twilight, jadi jikapun Beautiful Creatures dikatakan ikut-ikutan, tak ada alasan saya bagi saya untuk membenci filmnya. Hanya saja, mari kita lihat bagaimana eksekusinya.

Seorang manusia bernama Ethan Wate (Alden Ehrenreich) yang sekian lama telah bermimpi untuk bisa keluar dari kota tempat tinggalnya, Gatlin, Amerika Serikat yang dianggapnya begitu membosankan. Dia juga memimpikan sosok gadis misterius. Suatu hari, ketika di sekolahnya kedatangan murid baru, Lena Duchannes (Alice Englert) keponakan dari Macon Ravenwood (Jeremy Iron) yang konon menurut warga Gatlin adalah keluarga penyembah setan. Tentu saja rumor tersebut menyebabkan Lena sulit diterima oleh teman-temannya. Bahkan ketika Lena diejek, tanpa sengaja kaca-kaca di kelasnya pecah berantakan. Hal tersebut menyebabkan tanda tanya besar. Ethan yang merasa iba kemudian mulai menghibur Lena. Dan apa yang terjadi selanjutnya adalah kisah klise para remaja yang jatuh cinta. Ethan juga semakin menyadari ternyata gadis misterius yang selama ini ada di mimpinya adalah Lena. Hanya saja, Ethan tak menyadari bahwa Lena mempunyai segudang misteri dalam dirinya

Beautiful Creatures merupakan film yang mudah untuk dilupakan karena tidak ada satupun yang terlihat mengesankan. Lihat saja, narasi yang kelihatan dangkal tanpa ada penguatan karakter setiap tokoh membuat film ini berjalan terasa datar. Apa yang terjadi adalah separuh film ini berjalan tanpa konflik yang kuat. Pertama, penonton diantar untuk perkenalan masing-masing tokoh kemudian mulai berkembang ke latar belakang Lena dan selanjutnya akan bergumam, "Udah? Gitu doang?" Ya, sang sutradara, Richard LaGravenese terlalu bertele-tele dalam menyampaikan adegan ceritanya sehingga penonton merasa capek tanpa adanya klimaks yang mengobati. Satu hal yang mungkin mengundang daya tarik penonton adalah bagaimana sosok Caster mengeluarkan kekuatan magis-nya. Dan lagi-lagi, adegan tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik oleh pembuat film, yang ada hanyalah adegan klise seperti film-film penyihir yang lain. Entah, saya tak bisa membayangkan bagaimana para fans novelnya menonton sajian yang tidak menyenangkan ini. Oh ya, mungkin beberapa kejutan di paruh akhir bisa sedikit menghibur.

Kalo menilik dari departemen cast, mungkin bagi saya semuanya terlihat wajah-wajah baru. Mungkin itu yang membuat saya sedikit tidak suka dengan peran Alden Ehrenreich. Saya seperti melihat robot yang berakting, benar-benar kosong tanpa adanya suatu persona yang kuat. Beruntung, Alice Englert dengan paras cantiknya membuat saya memaafkan perannya yang juga kurang begitu kuat. Hal tersebut membuat chemistry akan keduanya tidak ada. Sisanya juga tampil biasa-biasa saja, namun sedikit nilai tambah bagi Emmy Rossum yang maksimal dalam memberikan penampilan terbaiknya. Hanya saja, masih terbatas pada porsi penceritaan. Jadi menjawab pertanyaan di awal paragraf tadi, Secara keseluruhan, Beautiful Creatures adalah sebuah presentasi yang mmmmmm....yah tidak begitu bagus (bukan berarti saya membencinya, seperti yang saya bilang di awal tadi). Ditambah dengan banyak yang menyamakan dengan saga Twilight, sial memang. Mungkin para Caster tersebut harus benar-benar menyihir pembuat film agar mereka beruntung untuk dibuat versi sekuelnya.


1 comment:

  1. salam kenal mas. saya baru nonton ini juga, dan coba cerita juga dalam blog baru saya.
    jika dibandingkan dgn Twilight, saya lebih memilih Beautiful Creatures :)

    ReplyDelete