Yeah! Finally I finished this post. Postingan ini mungkin dirasa begitu terlambat bagi para pembaca Catatan Nonton. Saya sadar betul karena untuk membuat postingan ini pun banyak faktor yang harus saya perhatikan. Salah satunya karena banyak judul film yang tidak tayang di layar lebar Indonesia dan belom juga segera rilis dalam bentuk rip-annya. Maka dari itu, saya membuat deretan Top 21 Movies of 2013 ini berdasarkan film sudah saya tonton dengan total lebih dari 200 film sepanjang tahun kemarin. Saya juga baru pertama kali membuat list Top 21 Movies seperti ini yang berarti saya harus menjelaskan bahwa penilaian disini tentu bersifat subyektif. Saya tak pernah peduli dengan aspek-aspek teknis sebuah film, asalkan ada 'sesuatu' dalam film tersebut yang benar-benar mampu mencuri hati saya, sudah pasti saya masukkan dalam list ini.
Sebenarnya untuk menyebut Top 21 Movies of 2013 sebagai list film terbaik, menurut saya rasa juga kurang tepat. Karena saya sendiri kebetulan hanyalah reviewer amatiran yang kebetulan hobi banget nonton film. Saya lebih suka menyebutnya sebagai film-film yang mengesankan. Oiya, untuk list film kali ini saya juga tidak menyertakan Honorable Mentions (disebut juga sebagai list film yang hampir masuk dalam Top 21 Movies) dengan alasan karena film-film yang ada dalam daftar Top 21 sudah benar-benar mewakilkan. Untuk lebih memudahkan, film-film yang masuk dalam Top 21 ini juga beragam, dalam artian tak terpaku pada film-film Hollywood saja, saya juga tak ingin membedakan film Indonesia ataupun di luar Indonesia. Yap, tanpa perlu berpanjang lebar lagi, langsung saja untuk memulainya. Here we go!
#21 — 42
Ini bukanlah film yang berkutat tentang permainan bisbol saja. Melalui 42, kita diajak untuk menyelami masa lalu dari perjalanan hidup seorang Jackie Robinson, pemain bisbol legendaris yang mengalami caci makian untuk bisa menjadi begitu terkenal seperti sekarang. Sungguh menyentuh dan emosional.
#20 — Miracle in Cell no. 7
Film-film drama dari negeri Gingseng memang tak pernah luput dari perhatian saya. Apalagi ini berkisah tentang hubungan ayah dan anak, dimana sang ayah harus masuk penjara dikarenakan sebuah kesalahpahaman. Performa yang bagus dari karakter utamanya membuat chemistry ayah-anak ini begitu kuat.
#19 — The Act of Killing
Sebelumnya saya tak pernah bisa untuk benar-benar menikmati sebuah film dokumenter. Melalui The Act of Killing, saya mendapatkan begitu banyak hal baru. Mengungkap salah satu sisi tergelap dalam sepanjang sejarah Indonesia dikemas dengan gaya penuturan yang jujur namun tetap terasa disturbing.
#18 — Star Trek: Into Darkness
Kamu bisa menyebutnya sebagai salah satu dari sekian film sekuel yang sukses dan lebih segar dari pendahulunya. Kombinasi yang serasi antara special effect yang cantik, cerita yang solid, hingga peran masing-masing karakter yang saling melengkapi. Terlebih pada sosok villain yang begitu mempesona.
#17 — Pacific Rim
Pacific Rim memberikan ruang lagi bagi imajinasi saya yang sempat ditinggalkan. Kala menontonnya, saya bagaikan bocah kecil yang berteriak kegirangan ketika mendapatkan mainan baru. Hingar bingar CGI yang sangat meyakinkan membuat desain para raksasa Jaeger terlihat gagah tanpa pernah terkesan kaku.
#16 — Wadjda
Premisnya begitu sederhana. Tentang seorang anak perempuan yang ingin sekali menaiki sepeda. Hanya itu, tapi saya tak pernah menyangka bahwa sebenarnya banyak sekali pesan penting yang ingin disampaikan. Pengemasannya begitu jujur dan tak pernah berlebihan, sehingga penonton pun dibuat melebur ke dalamnya.
#15 — Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Satu kata ketika saya selesai menonton film ini adalah: Indah! Lantunan dialognya yang begitu puitis dan bermakna membuat telinga saya sangat nyaman mendengarnya. Terlepas dari segala kekurangannya, Tenggelamnya Kapal van Der Wijck berhasil membuat saya untuk tetap jatuh hati dengan segala elemennya.
#14 — Dallas Buyers Club
Sebuah sajian yang benar-benar memuaskan. Mampu mempertahankan ritme hingga akhir, menyampaikan pesan tanpa terlihat memaksa, mempunyai dua jagoan kuat di divisi akting, hingga sukses menggambarkan sebuah drama yang mencoba melempar isu kemanusiaan dengan cara yang menyenangkan.
#13 — Blue Jasmine
Penggambaran yang kuat mengenai sosok yang dulunya kaya tiba-tiba jatuh miskin. Performa yang apik dari seorang Cate Blanchett berhasil melebur dalam sebuah narasi cerdas yang tersimpan kritik dengan nafas satir yang tajam. Diselipkannya komedi-komedi yang menghibur membuatnya tak pernah bosan untuk disimak.
#12 —The Wolf of Wall Street
Durasi yang terlampau panjang ditebus dengan sajian yang sangat sangat menghibur tentang para Bajingan Wolf Street. Beserta antek-anteknya, sosok DiCaprio dengan segala kharismanya mampu membawa penonton menyelami sisi kelam kehidupan orang-orang berdasi yang mempunyai kekuasaan besar.
#11 — Prisoners
Menonton Prisoners layaknya menyusun kepingan puzzle yang berserakan. Tentu tak sesederhana itu, bahkan kita sendiri sebelumnya tak pernah diberitahu bagaimana cara yang tepat untuk menyusunnya. Iya, bahkan semakin rumit ketika ada kepingan puzzle yang kurang sehingga kita dipaksa untuk mencarinya sendiri.
#10 — Blue is The Warmest Color
Jika mengabaikan adegan erotismenya yang dinilai terlalu vulgar dan premis yang masih bisa dibilang tabu, Blue is The Warmest Color tetap mampu berdiri kokoh menjadi sebuah sajian emosional tentang pendewasaan seorang remaja. Dua karakter wanitanya begitu solid, dari chemistry hingga persona masing-masing terlihat begitu kuat dan mendalami, sehingga tak butuh waktu lama untuk menarik simpati penonton. Ritme yang tepat dan rapi membuat durasi yang terbilang panjang sekalipun bisa dimaafkan.
#9 — The World's End
Yeay! Simon Pegg is back! Aktor yang sudah seringkali bergelut di film-film komedi satir ini kembali lagi dengan sajian yang akan membawa penonton pada sebuah kekacauan dunia. Dengan premis yang terbilang absurd, pembuat film berhasil mengembangkan ke dalam sebuah cerita yang begitu kompleks namun masih bisa diterima penonton. Tentu hal yang paling utama adalah komedinya, lihat saja bagaiamana dengan aksen humorisnya setiap karakter juga berhasil mengantar dialog-dialog pengocok perut yang berbalut satir.
#8 — Rush
Sebuah kisah biopik kehidupan sepasang rival legenda pembalap Formula One disajikan begitu inspiratif, sehingga mampu melaju kencang di urutan 10 besar. Saya sendiri yang sebelumnya tak mengerti apa-apa tentang adu balap Formula One pun bisa terkesima dibuatnya. Tak hanya sebagai tempelan, adegan-adegan balapnya pun diserasikan secara cantik dengan adegan-adegan konflik biopik personal karakternya. Didukung pula dengan pemilihan cast yang tepat, Rush menjelma menjadi sajian sarat gizi yang lezat.
#7 — Frozen
#6 — Man of Steel
Masih terasa kental dalam ingatan saya tentang The Dark Knight trilogy, tetapi di bawah kendali orang-orang yang tepat Man of Steel berhasil menawarkan sesuatu yang terbilang beda sehingga menjelma menjadi sajian summer blockbuster yang benar-benar keren, menegangkan, menghibur. Selain penuh adegan dengan sarat aksi, beberapa elemen lainnya diracik sedemikian rupa hingga selaras dengan kisah petualangan superhero yang legendaris ini. Dengan jubahnya, Man of Steel berhasil terbang hingga posisi ke 6.
#5 — Captain Phillips
Sekali lagi, sebuah film biopik yang membuat saya menyertakannya ke dalam daftar ini. Kali ini datang dari seorang kapten kapal yang dibajak oleh perompak. Saya tak pernah ragu dengan kualitas performa akting seorang Tom Hanks, dia melakukan sebagaimana mestinya. Perhatian penuh datang dari sosok Barkhad Abdi, yang melakukan debut aktingnya yang luar biasa sekaligus menunjukkan bahwa dia memang benar-benar berbakat. Captain Phillips adalah sajian penuh emosi yang menggetarkan jiwa.
#4 — 12 Years of Slave
Film-film bertema rasisme memang selalu menarik untuk diikuti. Terbukti bagaimana 12 Years of Slave menunjukkan kepada kita kehidupan kelam seorang bangsawan kulit hitam yang dipaksa untuk menjadi budak. Ini memang benar-benar sajian drama yang menguras sisi emosional penonton begitu dalam. Lihat saja karakter utamanya, seorang Chiwetel Ejiofor berhasil melebur sempurna dalam diri Solomon Northup yang tentu akan membawa menonton merasa simpati hingga tersentuh di sepanjang waktu bergulir.
#3 — Before Midnight
Jesse dan Celine kembali dalam Before Midnight untuk mempertahankan sihirnya yang begitu cantik selama tiga kali berturut-turut, apalagi di masing-masing selang waktu yang nyaris satu dekade. Ya, ini adalah kelanjutan dari kisah pasangan paling romantis sepanjang masa. Terlihat masing-masing dari mereka semakin dewasa dengan obrolan cerdas yang berbobot tanpa pernah mengurangi sisi kenikmatan mengikutinya. Setiap elemen menjalankan kewajibannya untuk memberikan yang terbaik. It's more than awesome!
#2 — Her
Saya tak pernah berhenti memikirkan apa yang dipikirkan seorang Spike Jonze, sosok sutradaranya kala membuat film ini. Premisnya sederhana tapi juga begitu unik, kombinasi yang sempurna antara romantic comedy dengan science-fiction. Her punya segalanya yang membuat saya menempatkannya di posisi runner-up. Bahkan hanya dengan pengisi suaranya saja sebagai Samantha, nada khas Scarlet Johansson tetap melekat berjam-jam setelah menontonnya. Film romantis tentang kisah paling manis tahun lalu. So pretty!
#1 — Gravity
Setahun 200+ film gan? Saya setahun 30 film saja belum tentu :D
ReplyDeletemakasih buat rekomendasinya kak
ReplyDeletekomatsu alat berat