"I love you just the way you are." - Miko
Kira-kira sebulan lalu Raditya Dika sukses menghibur saya habis-habisan di Cinta Brontosaurus nya kali ini dia hadir kembali dalam film yang juga mengusung tema serupa tentang percintaan yakni Cinta Dalam Kardus. Masih dengan Raditya Dika sendiri yang memerankan tokoh utama, begitupun juga dengan penulisan naskah yang dibantu oleh Salman Aristo yang membuat ketertarikan menonton film ini menjadi besar. Trailer yang menjanjikan dan jadwal yang release mendekati film mahadewa macam Man of Steel, seakan membuktikan bahwa film Indonesia mampu bersaing. Saya percaya bahwa setiap apa yang Raditya Dika berikan melalui karyanya, pasti selalu ada hal yang unik di dalamnya. Itulah yang membuat saya untuk mendahulukan menonton Cinta Dalam Kardus katimbang Man of Steel.
Bagi siapapun yang mengikuti serial televisi Raditya Dika yang berjudul Malam Minggu Miko, tentu tak asing lagi dengan karakter utama bernama Miko yang ditemani oleh sahabatnya Rian (Ryan Adriandhy) dan pembantunya, Mas Anca (Hadian Saputra). Tetapi film kali ini berfokus kepada Miko saja, porsi yang diberikan untuk Rian dan Mas Anca hanya sedikit. Bercerita tentang Miko yang ingin mencoba naik ke panggung stand up comedy untuk melepasakan pikirannya sejenak dari pacarnya, Putri (Annisa Bella) yang belakangan ini sering marah-marah. Sebelum berangkat ke cafe, Miko menemukan kardus yang berisi barang-barang peninggalan 21 mantan gebetannya yang seharusnya kardus tersebut dibuang oleh Mas Anca. Akhirnya Miko membawa kardus tersebut ke cafe. Di atas panggung ketika dia ber-stand up comedy banyak penonton yang tidak sepakat dengan pendapatnya. Miko yang tidak tahan pun akhirnya bercerita tentang kisah-kisahnya melalui ingatan yang tersimpan di barang-barang dalam kardus.
Apa yang tersaji dalam keseluruhan film ini merupakan hal yang sedikit berbeda dari film-film romansa Indonesia kebanyakan. Mengusung tema yang umum tentang perihal percintaan kemudian dikolaborasikan dengan penyajian lewat stand up comedy, Cinta Dalam Kardus memberikan warna yang segar dalam film Indonesia. Tetapi yang perlu digarisbawahi disini adalah ketika berbicara tentang stand up comedy, memang tak diragukan lagi sosok Raditya Dika untuk memancing tawa penonton ketika di atas panggung, meskipun dengan orang yang sama, di film ini yang melakukan stand up comedy adalah Miko yang berkarakter cemen. Jadi jika kamu mengharapkan stand up comedy khas Raditya Dika tidak akan kamu dapatkan dalam film ini. Banyak bercerita tentang flashback setiap mantan gebetan Miko yang dibawakan secara lucu dan menggambarkan layaknya sifat-sifat cewek dalam kehidupan nyata oleh para pemerannya. Tidak semua mantan gebetan diberikan porsi yang sama tapi cukup menyegarkan untuk setiap jalan ceritanya.
Komedi-komedi absurd yang disajikan dalam film ini mampu membuat tempo yang berjalan lambat tidak terlalu kelihatan. Paruh awal film penonton dibawa untuk menyesuaikan apa yang terjadi dengan Miko. Kemudian paruh berikutnya penonton sudah bisa menikmati setiap adegan-adegan Miko tentang ceritanya. Nilai tambah lainnya yang terdapat di film ini adalah setting kardus yang unik. Jadi ketika kita dibawa ke flashback Miko yang bercerita tentang mantan gebetannya, ada bermacam-macam kardus yang dibentuk sesuai dengan gambaran imajinasi Miko. Sungguh sangat kreatif dan mampu mempermanis adegan-adegannya. Ada juga penampilan keren Endah dan Rhesa yang melantunkan lagu sebagai pelengkap aksi Miko di atas panggung. Dan akting yang terbilang sebentar oleh Lukman Sardi sebagai ayah Miko mampu juga dibawakan dengan apik dan meyakinkan. Yap, pada akhirnya film ini termasuk dalam zona tengah-tengah, mungkin banyak yang suka dan mungkin juga banyak yang tidak suka. Tidak heran, karena konsep yang disajikan dalam film ini adalah monolog. Saya pribadi sih, begitu menikmati setiap dialog yang dilontarkan dalam film ini.
No comments:
Post a Comment