April 14, 2012

Behel

"Tuhan memberikan sedikit kenikmatan dunia bagi kalian yang terlahir dengan gigi yang rata dan tanpa behel." - Tweeted from April 14, 2012





Oke memang tidak bisa dipungkiri bagi kalian yang pernah bertemu saya dan pernah memperhatikan wajah saya. Sok kepedean banget sih. Jadi intinya saya dibehel. Bahasa kerennya dari dikawat kalo dalam bahasa Jawa atau dipageri. Dibehel adalah semacam aktivitas untuk membentuk gigi yang rapi susunannya. Ini tidak semudah membereskan buku di rak yah. Beda banget. Jadi untuk kali ini, saya mau ngomongin tentang behel.

Tujuan saya dibehel adalah biar keren dan gahoel gigi saya yang semula tonggos bisa menjadi rapi. Memang sejak kecil saya selalu bandel dalam hal merawat gigi, makanya nih saya sarankan buat yang punya adik kecil dibimbing untuk merawat giginya biar nanti gak dibehel. Ceritanya saya mungkin sedikit telat dibehel karena baru memasang waktu semester 1 daaaaann proses menuju gigi yang rata membutuhkan waktu 3-4 tahun nah itu berarti saya bakal menghabiskan masa kuliah saya dengan memakai behel. Mungkin kelihatan keren tapi menurut saya tidak, karena cita-cita saya sebenarnya ingin mendapat beasiswa luar negeri. Lalu apa hubungannya dengan behel? Nah kalo misalnya (amin) dapet beasiswa luar negeri nih, masak iya saya harus ngebiayain dokter gigi saya juga untuk ikut mendampingi. Misalnya ganti dokter disana pun juga pemeriksaannya bakal beda. Mau gak mau pun saya masih tetap bertahan dengan dokter yang sekarang sampai semuanya rapi. Fiuuuhhh.

Pertama periksa gigi waktu itu memang agak takut dan lebih shocknya ketika dokter giginya bilang,"Mas kayaknya kamu harus dicabut 4." FAKK MEEEN!! 4 gigi broo, 2 atas dan 2 bawah. Ini mah pemerasan gigi. Saya mencoba nego korting dengan dokter saya tapi tetep tidak bisa. Okelah saya mencoba tabah demi mendapat hasil yang bagus harus butuh proses. Jujur saya tidak tahan dengan gigi saya yang tonggos, sering diejek temen-temen. "Awas nanti offside loh." Saya heran apa korelasi offside dengan gigi. Ada lagi yang mengejek nanti kalo ciuman bisa mentok. #hening

Kesengsaraan behel pun baru saja dimulai ketika sudah dicabut keempat gigi saya yang masih unyu-unyu. Dua minggu pertama pun saya habiskan memakan makanan yang mblenyek seperti bubur, jenang, tai. Oke yang terakhir tentu saja tidak. Setelah dibehel pun saya tetap diejek temen-temen saya, nanti kalo ciuman gigi pacar kamu nyangkut loh. #hening #lagi

Banyak lagi penderitaan yang saya alami dengan memakai behel ini seperti sariawan akut sepanjang hari, belom lagi kalo makan pernah kegigit daaan rasanya bahkan lebih sakit daripada diselingkuhin mantan. Kalo ada pepatah yang bilang,"Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati." Saya mah lebih pilih sehat, sakit gigi dan sakit hati adalah dua hal sakit yang menyerang bagian tubuh yang kecil tapi selalu mata yang mengeluarkan airnya. Dan satu lagi penderitaan behel adalah MAHAL. Ya benar, selain memperlebar volume cangkem saya behel juga memperlebar tagihan bulanan.

Sudah hampir 2 tahun saya memakai behel, dan sepertinya belom selesai juga penderitaan behel ini. Maka bersyukurlah bagi kalian yang diberikan kenikmatan oleh Tuhan dengan gigi yang bagus dan rata. Jangan pernah menyalahgunakan behel sebagai simbol kegaulan karena jujur di Amerika sana, seseorang memakai behel tidak pernah kelihatan keren. Jadi mengapa kita harus menyombongkan hal yang justru tidak kelihatan keren?

No comments:

Post a Comment