April 27, 2012
KITAB SUCI: Kiat Tahap Awal Belajar Stand Up Comedy Indonesia
Penulis : Ramon Papana
Buku ini ditulis oleh Ramon Papana. Ya, bagi seorang stand up comedian siapa sih yang tidak mengenal beliau. Ramon Papana adalah pendiri kafe komedi yang khusus menyediakan fasilitas open mic pertama di Indonesia. Beliau juga merupakan mentor dalam bidang Stand Up Comedy. Maka buku ini tidak jauh dari tehnik-tehnik dalam ber-Stand Up Comedy. Tulisan-tulisan di buku ini disusun sedemikian rupa dari bagaimana langkah awal kita untuk menjajal panggung Stand Up Comedy sampai bagaimana untuk menjadi seorang profesional. Ya mungkin menurut saya buku ini memang bagus untuk mempelajari tetapi buat apa jika tidak mempraktekannya. Buat kamu yang memneli nuku ini dan selesai membacanya, segera praktekkan tekniknya !!
April 22, 2012
SKRIPSHIT
Penulis : Alitt Susanto
Namanya yang melambung karena aktif di dunia maya dan saya baru tahu kalo @shitlicious ternyata juga seorang penulis. Saya memang belum menyelesaikan membaca buku pertamanya dan sudah saja keluar buku keduanya yang berjudul SKRIPSHIT ini. Buku komedi ini bercerita tentang pengalaman keseharian seorang @shitlicious yang bergelar MAPALA (Mahasiswa Paling Lama) dan kenapa tidak sesegera mendapatkan gelar sarjana. Tulisannya dikemas secara unik sehingga terkadang pembaca bisa dengan mudah membayangkannya. Tidak hanya itu @shitlicious juga menambhakan beberapa tips-tips gokil sebagai MAPALA. Namun di bab-bab terakhir dia membubuhkan tulisan-tulisan tentang pelajaran hidup yang dia dapat. Awalnya kita bisa tertawa namun di akhir kita juga bisa mendapatkan pesan-pesan moral dari @shitlicious. Buku ini memang cocok untuk kita yang masih berstatus mahasiswa.
April 21, 2012
Merdeka Dalam Bercanda
Penulis : Pandji Pragiwaksono
Buku ini menceritakan tentang pengalaman-pengalaman seorang stand up comedian Indonesia yaitu Pandji. Dia mengisahkan seluk beluk susahnya membuat "Stand Up Comedy" bisa diterima di Indonesia. Beda dengan Amerika yang kebudayaannya sangat sangat bebas. Di Indonesia harus terpatok oleh beberapa hal yang bisa menimbulkan perdebatan. Berkat buku ini saya sadar bahwa di sekitar saya banyak sekali hal-hal yang meresahkan tetapi saya sendiri takut untuk mengkritiknya. Melalui Stand Up Comedy, kritik-kritik sosial bisa tersalurkan dan dapat diterima oleh para penikmat Stand Up Comedy. Tidak hanya itu buku ini juga menceritakan bagaimana dia nekat untuk menggelar konser Stand Up Comedy specialnya sendiri selama satu jam dan berisi tips-tips menarik dari Pandji untuk memiliki senjata-senjata ampuh sebagai seorang Stand Up Comedian yang digunakan ketika di atas panggung. Jadi terasa kuranglah bagi kalian seorang Stand Up Comedian jika belum memiliki buku ini. :)
April 14, 2012
Behel
"Tuhan memberikan sedikit kenikmatan dunia bagi kalian yang terlahir dengan gigi yang rata dan tanpa behel." - Tweeted from April 14, 2012
Oke memang tidak bisa dipungkiri bagi kalian yang pernah bertemu saya dan pernah memperhatikan wajah saya. Sok kepedean banget sih. Jadi intinya saya dibehel. Bahasa kerennya dari dikawat kalo dalam bahasa Jawa atau dipageri. Dibehel adalah semacam aktivitas untuk membentuk gigi yang rapi susunannya. Ini tidak semudah membereskan buku di rak yah. Beda banget. Jadi untuk kali ini, saya mau ngomongin tentang behel.
Tujuan saya dibehel adalah biar
Pertama periksa gigi waktu itu memang agak takut dan lebih shocknya ketika dokter giginya bilang,"Mas kayaknya kamu harus dicabut 4." FAKK MEEEN!! 4 gigi broo, 2 atas dan 2 bawah. Ini mah pemerasan gigi. Saya mencoba nego korting dengan dokter saya tapi tetep tidak bisa. Okelah saya mencoba tabah demi mendapat hasil yang bagus harus butuh proses. Jujur saya tidak tahan dengan gigi saya yang tonggos, sering diejek temen-temen. "Awas nanti offside loh." Saya heran apa korelasi offside dengan gigi. Ada lagi yang mengejek nanti kalo ciuman bisa mentok. #hening
Kesengsaraan behel pun baru saja dimulai ketika sudah dicabut keempat gigi saya yang masih unyu-unyu. Dua minggu pertama pun saya habiskan memakan makanan yang mblenyek seperti bubur, jenang, tai. Oke yang terakhir tentu saja tidak. Setelah dibehel pun saya tetap diejek temen-temen saya, nanti kalo ciuman gigi pacar kamu nyangkut loh. #hening #lagi
Banyak lagi penderitaan yang saya alami dengan memakai behel ini seperti sariawan akut sepanjang hari, belom lagi kalo makan pernah kegigit daaan rasanya bahkan lebih sakit daripada diselingkuhin mantan. Kalo ada pepatah yang bilang,"Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati." Saya mah lebih pilih sehat, sakit gigi dan sakit hati adalah dua hal sakit yang menyerang bagian tubuh yang kecil tapi selalu mata yang mengeluarkan airnya. Dan satu lagi penderitaan behel adalah MAHAL. Ya benar, selain memperlebar volume cangkem saya behel juga memperlebar tagihan bulanan.
Sudah hampir 2 tahun saya memakai behel, dan sepertinya belom selesai juga penderitaan behel ini. Maka bersyukurlah bagi kalian yang diberikan kenikmatan oleh Tuhan dengan gigi yang bagus dan rata. Jangan pernah menyalahgunakan behel sebagai simbol kegaulan karena jujur di Amerika sana, seseorang memakai behel tidak pernah kelihatan keren. Jadi mengapa kita harus menyombongkan hal yang justru tidak kelihatan keren?
April 13, 2012
Beda
"Dulu sewaktu kecil sebab menangis karena ingin membeli mainan rumah. Sekarang sebab menangis karena tidak bisa merancang rumah." - Tweeted from April 12, 2012
Saya sekarang berusia hampir mendekati 20 tahun dan selayaknya manusia normal saya juga pernah merasakan kecil. Pliiiss deh tidak ada sejarah sampai sekarang yang menyebutkan bahwa manusia lahir langsung memakai jas dan siap kerja. Jadi aneh ya mbayanginnya -.-"
Teringat sejenak dulu waktu usia masih terbilang sangat muda, pernah menangis keras karena Ibu dan Bapak tidak mau membelikan saya mainan rumah-rumahan yang gedhe. Pikir saya waktu itu hanyalah 'saya ingin itu dan saya ingin menunjukkannya kepada teman-teman saya'. Saya tidak memikirkan untuk apa saya membeli mainan itu dan harus diapakan sesudahnya mainan yang menguras dompet begitu banyak. Sedikit memalukan memang ketika harus mengingat masa ingusan saya waktu itu.
Dan sekarang waktu sudah berjalan 15 tahun lamanya. Mainan rumah yang dulu sempat saya inginkan tetap tidak kebeli. Saya tidak tahu bagaimana nasib mainan rumah itu sekarang atau jangan-jangan sudah dubeli sama Agung Podomoro Group. Oke salah fokus.
Sekarang saya masih tetap menangis. Ya tetap menangis karena sebab masalah rumah. Kali ini beda, saya kuliah di Teknik. Teknik Sipil tepatnya dan tentu saja tidak jauh dengan rumah. Saya harus mengerti betul bagaimana cara membangun rumah, merancang, memperhitungkan, dan mem yang laen-laennya karena sedikit saja luput dari mata saya tidak hanya saya saja yang menangis. Saya harus menerima segala tanggung jawab kuliah di sini. Waktunya untuk serius memandang ke depan dan semuanya.
Beda memang jika membandingkan waktu itu.
Dulu masih belom mengerti definisi beban itu apa, sekarang beban sudah terpikul untuk dipenuhi. Ya seorang pria tidak pernah lepas dari beban. Sudah saatnya menuju pendewasaan yang diibaratkan sebuah rumah. "Jika pondasi kuat, rumah akan tetap tegar meskipun mendapat bencana."
April 07, 2012
Open Mic Salatiga
Tanggal 25 Maret. kami anak-anak Stand Up SOLO diundang di acara ulang tahunnya kafe tempat open mic Salatiga. Dan tentu saja kami juga dipersilahkan untuk open mic. Saya membawakan materi tentang Anak Gaul Desa.
April 01, 2012
Bukan Suatu Kegagalan
Tanggal 31 Maret saya bersama 2 comic Solo ber stand up comedy sebagai opening SM*SH di GOR Bhinneka. Sebenarnya entah cocok atau tidak seorang stand up comedian tampil dicampur dengan acara lain seperti konser boyband ini. Tapi kami memang belum berpengalaman, jadi kami coba dulu saja. Opening Stand Up Comedy ini menampilkan 3 comic. Saya berada di Urutan kedua. Comic pertama ketika maju ya bukannya ngebomb tapi memang yang ketawa itu sangaat sedikit dan jaraknya jauh dari panggung utama jadi gak kedengaran. Oke mungkin pikir saya mereka hanya menyesuaikan atmosfir. Giliran saya maju ke depan, saya langsung full total menyampaikan materi saya dan memang entah mereka semua lagi sakit gigi semua atau gimana, yang ketawa pun bahkan sedikit sekali. Padahal materi ini sudah saya bawakan di open mic #JumatKumat dan cukup menghibur. Oiya penontonnya kebanyakan memang masih anak-anak. Jadi mungkin selera humornya belom masuk.
Ya ini salah satu pengalaman kami untuk belajar lebih banyak lagi. Tidak ada yang perlu dipersalahkan. Bagi saya ini adalah pengalaman yang benar-benar menyenangkan. Ini bukan suatu kegagalan.
Subscribe to:
Posts (Atom)